I. Ringkasan atau intisari pada modul lima, yaitu : pengelolan produk dan pengembangan produk baru.
Pengelolan produk dan pengembangan produk baru.
Pengelolaan produk
dimaksudkan untuk : produk yang sedang dipasarkan, ke pasar konsumen dan ke pasar industrial. Sedangkan pengembangan produk baru dimaksudkan
untuk : perencanaan untuk mengembangkan produk baru yang ditembuh melalui berbagai tahapan, dari pencarian
ide sampai gengan komersialisasi.
Arti produk bagi konsumen.
Pengertian
produk, menurut solomon dan stuart, 1997, p. 294, adalah
: suatu
barang yang mempunyai sifat kentara,
suatu jasa, suatu ide, atau kombinasinya, yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen maupun
pelanggan bisnis melalui pertukaran; juga diartikan sebagai
sejumlah atribut yang mencakup fitur,
funsi, manfaat, dan penggunaan.
Dalam sebuah produk terdapat sifat yang
bisa diraba dan sifat yang tidak bisa diraba, termasuk : bungkus, warna, harga,
prestise perusahaan dan pengecer, pelayaan perusahaan dan pengecer untuk
memuaskan kebutuhan konsumen. Jasa melekat pada produk yang diterima konsumen.
Definisi produk yang dikemukakan, produk merupakan : barang, jasa, ide, atau kombinasi dari ketiganya yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen. Sedangkan barang diartikan sebagai : produk yang kentara,
maksudnya dapat : dilihat, disentuh, dicium, dan dirasakan. Seperti : permen, sepeda motor mesin cuci, pakaian, bedak.
Jasa diartikan sebagai : produk yang tidak kentara, seperti : jasa pengangkutan, penginapan hotel, pinjaman bank, rias rambut.
Kebanyakkan produk secara
total tidak berupa barang dan jasa. Kenyataannya; kebanyakkan barang dan jasa diidentifikasi sebagai suatu yang terletak dalam
kontinum barang dan jasa
yang bersangkutan, yaitu : semakin kekanan semakin banyak kandungan jasanya, dan semakin
sulit dievaluasi. Semakin kekiri semakin banyak kandungan barangnya, dan semakin
mudah dievaluasi.
Tawaran dalam bentuk jasa
oleh pemasar mencakup pula elemen – elemen yang bersifat tidak kentara.
Pendekatan untuk menggolongkan produk.
Produk digolongkan berdasarkan pendekatan, yaitu :
1.
Pendekatan
yang didasarkan pada dimensi : kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen
jangka panjang.
2. Pendekatan yang didasarkan pada tujuan pemakaiannya
oleh sipemakai.
1.
Penggolongan produk berdasarkan kepuasan segera
dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.
Setiap kombinasi dari tingkatan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen
jangka panjang akan menciptakan golongan produk tersendiri. Menurut kotler
(1978), produk digolongkan empat
golongan, yaitu :
1. Produk yang bermanfat.
2. Produk yang kurang sempurna.
3. Produk yang menyenangkan.
4. Produk yang sangat diperlukan.
2.
Penggolongan produk menurut tujuan pemakaiannya.
Penggolongan produk menurut tujuan pemakaiannya oleh sipemakai ini banyak
digunakan karena : praktis. Untuk keperluan analisis selanjutnya, penggolongan
ini digunakan. Menurut tujuan pemakaiannya oleh sipemakai, produk
digolongkan dua golongan, yaitu :
1.
Produk
konsumen, digolongkan tiga golongan, yaitu :
1.
Produk
konvenien, yaitu : produk yang mudah dipakai, mudah ditemukan, seperti : shampo, mi
instan, baterai, pasta gigi, dan lain – lainnya yang
terkait.
2.
Produk
shopping, yaitu : produk yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan dalam
pembeliannya diperlukan pertimbangan yang matang. Yang termasuk golongan produk
shopping, yaitu : pakaian, elektronik konsumen, perabot rumah tangga, dan
lain – lainnya yang terkait.
3.
Produk
spesial, yaitu : produk yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di
tempat tertentu atau dijual di tempat tertentu. Pembeli harus mengeluarkan
pengorbaan istimewa. Contoh : barang antik di tempat tertentu, pakaian wanita
di tempat rumah mode tertentu, dan lain – lainnya yang
terkait.
2.
Produk
industrial, digolongkan lima golongan, yaitu :
1.
Bahan baku, yaitu : bahan
pokok untuk membuat produk lain. Contohnya : tembakau untuk membuat rokok, kayu
untuk membuat playwood, tanah liat untuk membuat tembikar, minyak bumi untuk
membuat bensin, dan
lain – lainnya yang terkait.
2.
Komponen dan produk setengah jadi,
yaitu : produk yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk
melengkapi produk akhir. Contohnya : kertas untuk membuat rokok, kertas untuk
membuat buku, playwood untuk membuat mebel, semen untuk membuat gedung, dan
lain – lainnya yang terkait.
3.
Perlengkapan operasi, yaitu : produk
yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan –
kegiatan lain di dalam perusahaan. Dalam golongan ini termasuk pembekalan yang
dipakai untuk jangka waktu yang lama. Contohnya
: minyak pelumas untuk mesin – mesin, kertas dan pensil untuk membuat catatan,
alat, dan
lain – lainnya yang terkait.
4.
Instalasi, yaitu : alat produksi utama
dalam sebuah perusahaan yang dipakai untuk jangka waktu yang lama. Contohnya :
mobil pada perusahaan persewaan mobil, mesin penggiling padi pada perusahaan
penggilingan padi, mesin tenun pada perusahaan tekstil, mesin cetak pada
perusahaan percetakan, dan lain – lainnya yang
terkait.
5.
Peralatan ekstra, yaitu : alat – alat
yang dipakai untuk membantu instalasi. Contohnya : alat angkut
dalam pabrik tegel, seperti : pengangkut barang
atau forklift truk, gerobag, dan lain – lainnya yang terkait.
Strategi
pemasaran produk konsumen dan produk industrial.
Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada faktor – faktor :
1.
Riset dan analis pasar.
2.
Keputusan – keputusan
tentang produk
3.
Penetapan harga
4.
Promosi
5.
Distribusi.
Strategi pemasaran untuk produk konsumen,
yaitu sebagai berikut :
No.
|
Variabel pemasaran
|
Uraian
|
1.
|
Riset dan analis pasar.
|
1.
Peramalan data yang lampau
untuk produk yang akan dibeli secara teratur
2.
Survei melaui pos
3.
Sampel untuk pasar yang
luas
4.
Pengujian pasar
5.
Menentukan pemakaian
6.
Menentukan tempat
diambilannya keputusan
|
2.
|
Produk
|
1.
Menentukan bentuk produk
sebelum menjual
2.
Hubungan tidak langsung
antara pembeli dan penjual tentang bentuk produk akhir
3.
Nama merek sangat penting
4.
Garansi juga penting
5.
Kemasan penting
|
3.
|
Penetapan harga
|
1.
Berorientasi pada
permintaan
2.
Permintaan cenderung
elastis
3.
Tujuan ganda atau beberapa
tujuan
|
4.
|
Promosi
|
1.
Menggunakan penjual untuk
mencapai perantara dan penjualan dari pintu ke pintu
2.
Periklanan
|
5.
|
Distribusi.
|
1.
Menggunakan perantara pada
umumnya
2.
Alat transpor untuk
pengiriman ditentukan oleh faktor waktu dan biaya
|
Strategi pemasaran untuk produk industrial yaitu
sebagai
berikut :
No.
|
Variabel pemasaran
|
Uraian
|
1.
|
Riset dan analis pasar.
|
1.
Survei untuk pembeli yang
tidak menentu
2.
Pengumpulan data dengan
kontak langsung
3.
Mengadakan sensus jika mungkin
4.
Pengujian pasar
5.
Jarang menggunakan
pengujian pasar
6.
Menentukan tempat
diambilannya keputusan
|
2.
|
Produk
|
1.
Pengembangan bentuk produk
sering melalui proses penjualan
2.
Mengarahkan hubungan
antara pembeli dan penjual menyangkut bentuk produk akhir
3.
Nama dan reputasi
perusahaan sangat penting
4.
Menekankan pada pelayaan
purna jual untuk produk – produk, seperti instalasi
5.
Kemasan juga penting, terutama
sebagai pelindung produk
|
3.
|
Penetapan harga
|
1.
Berorientasi pada
permintaan untuk produk standar berorientasi pada biaya untuk produk pesanan
2.
Kemungkinan permintaannya
elastis untuk produk yang dibuat atas pesanan
3.
Tujuan ganda
4.
Harga lebih murah
dikendalikan
|
4.
|
Promosi
|
1.
Penggunaan penjual penting
2.
Periklanan sebagai
tambahan produk untuk mendukung penjualan tatap muka
3.
Dapat menggunakan promosi
penjualan
|
5.
|
Distribusi.
|
1.
Jarang menggunakan
perantara
2.
Pemilihan alat transpor
ditentukan oleh faktor waktu dan biaya
|
Pengeloaan produk
melalui daur ulang produk.
Daur hidup produk adalah :
alat yang
digunakan oleh pemasaran secara tradisional untuk merumuskan strategi pemasaran bagi produk – produk yang berbeda. Secara normal daur hidup produk meliputi empat tahap, yaitu : 1) tahap perkenalan, 2) tahap pertumbuhan, 3) tahap kedewasaan, 4) tahap penurunan.
1)
Tahap
Perkenalan.
Tahap perkenalan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang masih lambat karena produknya masih dianggap baru.
Biasanya produk yang ditawarkan pada tahap perkenalan belum dapat menghasilkan laba. Agar produk dapat berkembang, upaya pemasarannya difokuskan pada promosi.
2) Tahap Pertumbuhan.
Tahap pertumbuhan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang cepat. Karena banyak konsumen yang menyukai produk. Laba pada tahap ini mulai tampak dan terus meningkat sampai puncaknya sebelum tahap berakhir. Pada umumnya, kondisi pada tahap ini merangsang para persaing untuk ikut memasuki pasar yang sama. Untuk menjangkau pelanggan yang semakin banyak,
upaya
distribusi harus diutamakan.
3)
Tahap
Kedewasaan.
Dalam tahap kedewasaan, volume penjualan mulai melambat pertumbuhanya, kemudian berada dalam kondisi stabil, sebelum akhirnya menurun. Laba yang dihasilkan merosot tajam. Disebabkan oleh
persaingan yang sudah
ketat. Karena persaingan yang dominan, strategi harga menjadi perhatian utama.
Tahap
Penurunan.
Kondisi produk pada tahap ini, semakin buruk, maksudnya : volume penjualannya
sudah merosot tajam karena tidak
disukai konsumen. Kondisi seperti ini, laba tidak dapat dibangkitkan, dan kerugian akan terus
terjadi tajam. Dapat diatasi dengan mengutamakan upaya penurunan harga.
Pengelolaan bauran
produk.
Bauran
produk adalah : seluruh produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Kebanyakan
perusahaan adalah organisasi multi
produk. Pengelolaan situasi ini, upaya perlu dilakukan diantara jenis – jenis
produk, lini produk, bauran produk.
Jenis produk adalah : produk individual yang diidentifikasi secara terpisah
dalam daftar harga. Contoh jenis – jenis produk : nasi goreng dengan rasa unik
dan tempat yang unik. Lini produk merupakan : sekelompok
produk yang dapat memuaskan segolongan kebutuhan tertentu. Mungkin, produk –
produk itu digunakan bersama – sama, memiliki karakteristik fisik dan teknis
yang umum, dijual kekelompk pelanggan yang sama, dijual melaui saluran
distribusi yang sama, dan memiliki harga
yang sama. Komposisi di dalam lini produk bergantung pada bagaimana pemasar
melihat pasar. Contoh satu lini produk : sabun, deterjen, sabun cair.
Untuk mendapat bauran produk yang terbaik, dapat ditempuh dengan :
1) menambah lini produk sambil mengurangi sebagian jenis produk, 2) menambah lini produk sambil menambah jenis
produk, 3) tergantung pada kecocokan
produk pasar, 4) tergantung pada kondisi persaingan di segman pasar yang ada.
Mengembangkan
produk baru.
Alasan pengembangkan produk baru :
1. Adanya tekanan persaingan yang ketet
2. Adanya peraturan baru
3. Kelebihan
kapasitas pabrik
4. Ditempuhnya
strategi diversifikasi untuk memasuli segmen pasar baru
5. Pemanfaatan
teknolgi baru
6. Dilakukannya
strategi peningkatan laba
Pengertian
produk baru.
Produk baru
adalah : barang dan jasa yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang telah
dipasarkan oleh sebuah perusahaan. Definisi tersebut dipandang sangat
luas sehingga dapat menimbulkan pengertian – pengertian yang agak berbeda. Oleh
karena itu perlulah kiranya diketahui beberapa kategori tentang produk baru :
1. Produk yang betul – betul baru, tidak ada
produk substitusinya. Misalnya : obat kanker. Dalam kriteria ini termasuk pula
produk – produk yang penggantiannya sangat berbeda, misalnya tenaga nuklir
menggantikan tenaga air dan diesel untuk listrik.
2.
Produk yang sama jenisnya, dengan model baru. Sebagai contoh : mobil model
tahun yang akan datang.
3.
Produk tiruan yang baru bagi perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar. Misalnya :
alat penyimpanan data yaitu flash disc yang sekaligus dapat memutarkan lagu.
Beberapa
pengusaha percaya bahwa dalam jangka panjang terdapat korelasi positif antara
pengenalan produk baru dengan meningkatnya penjualan total serta laba
perusahaan. Hal ini tidak lepas dari persoalan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangkan produk termasuk biaya penelitiannya. Pengalaman – pengalaman
ini telah dialami oleh perusahaan – perusahaan seperti procter and gamble,
kodak, toyota astra, dan sebagainya.
Mengedalikan
pengembangan produk.
Jika perusahaan sudah : mensegmentasikan pasar
secara cermat, memilih kelompok pelanggan sasaran, mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, dan menentukan pemosisian pasar, maka perusahaan tersebut harus siap mengembangkan dan meluncurkan produk baru yang sesuai. Pengedalian
pengembangan produk ini akan difokuskan pada proses atau tahap –
tahap yang dilalui perusahaan.
Tahap – tahap didalam daur pengembangan produk baru.
Pengembangan produk ditujukkan sebagai
proses berurutan yang didasarkan pada informasi tertentu dan terbatas. Tahap – tahap pengembangan produk ada lima, yaitu :
1. Tahap pencarian dan penyaringan ide tentang produk baru.
Tahap penyaringan ini dilakukan setelah tahap pencarian dimanan berbagai macam ide tentang produk
itu resedia. Tahap ini merupakan pemilihan
sejumlah ide dari berbagai sumber. Ide
berasal dari : manajer perusahaan, pesaing, para ahli termasuk, konsultan,
penyalur,
pelanggan dari lembaga lain. Tujuan
utama proses
penyaringan adalah untuk membuang ide produk baru yang tidak selaras dengan tujan. Prosedur penyaringan terdapat dua tahap, yaitu :
1. Membuat pendapat secara cepat untuk melihat
apa ide sesuai dengan rencana, keahlian teknis dan kemampuan finasial yang ada.
Kesalahan – kesalahan yang perlu dihindari dalam proses penyaringan, yaitu : 1) kesalahan membuang, 2) kesalahan melakukan.
2. Menentukan urutan ide yang lolos secara terperinci dengan
mendasarkan pada faktor yang berkaitan dengan pengembangan produk.
2. Tahap analisis bisnis.
Dalam tahap analisis
bisnis dilakukan studi mendalam
tentang kemampuan laba potensial dari ide produk baru. Tujuan analisis bisnis
adalah :
meninggalkan usaha yang tidak menguntungkan sebelum biaya pengembangan dan pengujian
pasar dikeluarkan. Masing –masing ide
perlu dianalisis dari segi bisnis untuk mengetahui seperapa ide dapat menghasilkan laba. Teknik yang digunakan untuk mengukur kemampuan
laba dari proyek pengembangan produk, yaitu : 1) break even and payback period, yaitu : pendekatan ynag paling
sederhana untuk menilai usulan produk baru. 2) return on invesment, yaitu : penilaian terhadapap produk baru
dengan menyederhanakan pembandingan diantara proyek – proyek yang ada. 3) discounted rate of return yaitu : masalah pembandingan produk – produk baru dengan
investasi
dan pendapatan yang berbeda dapat ditangani dengan menambah faktor discount
atau bunga pada perhitungan roi-nya. Disini, investasi dan penghasilan yang akan datang disesuaikan dengan niai
sekarang sehingga proyek – proyek dapat dinilai secara obyektif. 4)
angka proyek dipakai dalam kriteria penilaian lainnya dan produk yang dipilih adalah produk yang
mempunyai urutan yang paling atas.
3. Tahap pengembangan.
Tujuan tahap pengembangan adalah : mengubah ide – ide menjadi
produk rill yang
dapat memberikan manfaat kepada konsumen dan dapat diproduksi secara ekonomis
oleh perusahaan. Dalam tahap pengembangan
dan pengujian tercakup beberapa kegiatan, yaitu : 1) pengujian konsep, 2) penilaian laboratorium,
3) mengadakan tes kesukaan konsumen, 4) operasi pabrik
percontohan.
4. Tahap pengujian.
Tahap pengujian merupakan : kelanjutan dari tahap pengembangan. Yang termasuk dalam
tahap pengujian, yaitu : 1) pengujian tentang konsep produk, 2) pengujian terhadap kesukaan konsumen, 3)
penilaian laboratoris, 4) tes penggunaan, 5) operasi
pabrik percontohan. Tahap pengembangan produk yang dirancang untuk : mengukur reaksi
konsumen terhadap produk baru dan dukungan konsumen terhadap program pemasaran
perusahaan di daerah pasar tertentu.
5. Tahap komersialisasi.
Tahap komersialisasi, semua faslitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasitas produksi maupun
pemasaran. Semua kegiatan harus dikoordinasi dengan baik. Tujuan tahap komersialisasi, yaitu :
1.
Mencari penyalur yang bersedia menyalurkan, serta memerlihara sejumlah persedian dari produk.
2. Membujuk konsumen akhir untuk bersedia membeli
produk.
Pentingnya penentuan waktu.
Berhasil atau gagalnya produk baru tergantung
pada masalah kapan produk itu diperkenalkan. Kesalahan dapat terjadi apabila terlambat
memperkenalkan produk baru, sedangkan peasing sudah mendominasi pasar. Contoh : produk dari perusahaan A, mula pada
waktu nol dangan pengeluaran untuk riset dan pengembangan. Produk itu mulai menghasilkan laba segera sesudah
perkenalan dan laba positif. Investasi permulaan A baru dapat ditutup kembali
setelah dua tahun. Sedangkan produk dari perusahaan B pada tahun ketujuh dan memerlukan waktu kira –
kira selama dua tahun lebih, untuk mencapai break even. Produk terakhir,
yaitu : produk dari perusahaan C, mulai
memasuki pasar pada tahun kesepuluh dan memerlukan waktu selama hampir tiga
tahun, untuk investasi.
Penerapan network diagram pada perkenalan
produk baru.
Network diagram sangat
penting dalam pengembangan produk baru, yang mempunyai keuntungan, yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui jangka waktu
kritis dalam proses pengembangan produk baru, sehingga kegiatan dipusatkan pada jangka waktu tertentu.
2. Dengan batuan komputer,
dapat menilai ribuan kombinasi kegiatan secara efisien.
3. Wewenang dan tanggungjawab
khusus untuk kegiatan khusus dapat ditentukaan dengan cepat.
4. Manajer dapat menentukan
jadwal untuk kegiatan selanjutnya secara lebih tepat. Contoh : kegiatan distribusi dan periklanan.
5. Hambatan yang sekiranya terjadi dalam proses pengembangan produk baru dapat
diketahui lebih awal.
6. Kegiatan –
kegiatan
pengembangan produk baru, dapat dikoordinasikan dengan baik.
7. Manajer dapat
membandingkan hasil senyata dengan hasil yang
diperkirakan.
8. Dapat meringankan biaya karena sumber – sumber yang dapat manfaatkan.
Keuntungan tersebut dapat diterapkan network diagram dalam
pengembangan produk baru. Hal ini ditujukan untuk mengoordinasikan kegiatan – kegiatan dalam
tahap komersialisasi secara optimal. Dalam tahap komersialisasi, penetuan waktu
merupakan : masalah yang penting.
Pentingnya masalah tersebut disebakan karena goodwill dan penjualan
dapat hilang, jika produk baru itu gagal mencapai pasar pada waktunya.
Anggaran
dan jadwal.
Kegiatan –
kegiatan harus diselesaikan sebelum produk dipasarkan.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sejak dari pemilihan strategi produk baru sampai pada
penilaian kembali produk yang sesudah diperkenalkan.
II. Ringkasan pada modul lima, yaitu :
Strategi daur hidup produk.
Peranan
Daur Hidup Produk dan Strategi Pemasaran.
Konsep daur hidup produk mempunyai
peranan penting dalam penentuan strategi pemasaran, yaitu membantu manajer
pemasaran dalam :
1. Mengidentifikasi
pentingnya tren penjualan.
2. Memperkirakan
sifat : persaingan, biaya, dan peluang pasar yang terus berubah.
Tahap daur hidup produk,
terdiri dari :
1.
Tahap perkenalan
2.
Tahap pertumbuhan
3.
Tahap kedewasaan
4. Tahap penurunan
Pengertian daur hidup produk.
Menurut mcdaniel et al, 1997, p. 322, daur hidup produk adalah : metafora atau kiasan biologis yang menelusuri tahap – tahap peneriman sebuah produk
sejak perkenalannya sampai penurunannya.
Menurut solomon et al, 2008, p. 281, daur hidup produk adalah : konsep yang menjelaskan bagaimana produk
– produk mengalami empat tahap berbeda dari lahir sampai mati : perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.
Strategi pemasaran berkaitan dengan
daur hidup produk, selalu memfokuskan pada : komponen bauran pemasaran menurut tahap daur hidup
produk yang sedang dialami produk
bersangkutan. Meningkatnya penjualan setelah memasuki tahap pertumbuhan, titik
berat beralih ke usaha untuk membuka saluran distribusi baru, maksudnya
ketersedian produk di pasaran
diutamakan. Tahap kedewasaan, persaingan menjadi ketet dan pemasar perlu
menekankan pada aspek harga, dan promosi yang bisa menarik perhatian pembeli. Setelah produk – produk berada dalam tahap penurunan dan kemunduran perlu
dideain ulang dan ditekan pada ongkos, sehingga tetap dapat memberikan
kontribusi pada perusahaan.
Panjangnya daur hidup produk yang berbeda – beda tidak
selalu sama dengan jenis produknya. Barang seperti : pakaian, biasanya mempunyai daur hidup yang pendek
daripada makanan dan peralatan. Panjangnya waktu masing – masing tergantung
pada dua faktor, yaitu : 1) tingkat adopsi atau penerimaan pembeli, 2) jumlah
pesaing baru. Strategi yang ditempuh untuk mempertahankan pasar produk, yaitu dengan : 1)
promosi yang agresif, 2) menciptakan penggunaan baru, 3) mencari pemakai baru produk.
Keluaran
dan taktik pemasaran dalam tahap daur hidup produk.
No.
|
Keluaran
|
Perkenalan
|
Pertumbuhan
|
Kedewasaan
|
Penurunan
|
1.
|
Penjualan
:
|
Rendah
|
Pertumbuhan cepat
|
Pertumbuhan lambat
|
Menurun
|
2.
|
Laba :
|
Diabaikan
|
Positf ke datar
|
Datar ke menurun
|
Rendah atau nol
|
3.
|
Aru
kas :
|
Negatif
|
Moderat
|
Tinggi
|
Rendah
|
4.
|
Pelanggan
:
|
Inovatif
|
Pasar massal
|
Pasar massal
|
Laggards
|
5.
|
Pesaing
:
|
Sedikit
|
Tumbuh
|
Banyak rival
|
Berkurang
|
|
|||||
No.
|
Taktik
|
Perkenalan
|
Pertumbuhan
|
Kedewasaan
|
Penurunan
|
1.
|
Fokus
strategis :
|
Pasar yang diperluas
|
Penetrasi pasar
|
Pertahankan Pangsa
|
Produktivitas
|
2.
|
Pengeluaran
:
|
Tinggi
|
Tinggi (% menurun)
|
Turun
|
Rendah
|
3.
|
Titik
berat :
|
Kesadaran produk
|
Kesukaan merek
|
Loyalitas merek
|
Selektif
|
4.
|
Distribusi
:
|
Tidak lengkap
|
Intensif
|
Intensif
|
Selektif
|
5.
|
Harga :
|
Tinggi
|
Terendah
|
Terendah
|
Awal
|
6.
|
Produk
:
|
Dasar
|
Terbedakan
|
Terbedakan
|
Disesuaikan
|
1.
Strategi dalam tahap
perkenalan.
Tahap perkenalan dimana
produk baru pertama kali dibuat dan diperkenalkan ke pasar, ditandai dengan
pertumbuhan penjualan yang lambat.
Dalam tahap perkenalan, relatif hanya terdapat beberapa perusahaan yang menjual produk baru.
Merekan cenderung membatasi jenis produk, karena pasar dianggap belum siap
untuk menerima
perbaruan produk. Perusahaan mengarahkan upaya penjualan kepad pembeli yang siap membeli.
Harga cenderung tinggi.
Penjualan
yang dihasilkan sering dipakai untuk mengestimasi bentuk kurva pendapatan selama daur produk. Dua faktor penting dalam anilisis ini, yaitu
1) jumlah orang yang mula – mula membeli produk, 2) jumlah orang yang membeli kembali.
Rasio penetrasi dan pembelian ulang.
Salah satu yang praktis untuk meramalkan
keberhasilan produk baru
adalah dengan rasio penetrasi dan
pembelian ulang. Penetrasi menunjukkan proporsi pembeli yang
mencoba suatu produk.
Sedangkan rasio
pembelian ulang menunjukkan persentase pembeli pertama yang
membeli kembali dalam periode waktu tertantu. Kedua rasio penetrasi dan rasio pembelian ulang dapat diestimasi dari tingkat
penjualannya dan dipakai untuk meramalkan pangsa pasar merek tertentu dalam
jangka panjang.
Megestimasikan rasio penetrasi dan penjualan ulang.
Estimasi
penjualan untuk produk
baru
perlu ditetukan. Ramalan pangsa merek untuk produk
baru
dapat diperoleh dengan cara mengalihkan estimasi
rasio penetrasi akhir dengan estimasi tingkat pembelian ulang jangka panjang. Rasio penetrasi itu
menggambarkan : pangsa pasar maksimun dari kelompok – kelompok pembeli yang
dapat dipengaruhi untuk mencoba produk tersebut. Sedangkan tingkat pengulang atau pembelian
ulang itu memperlihatkan proporsi pembeli yang mencoba
suatu produk.
Sedangkan rasio
pembelian ulang menunjukkan jumlah pembeli yang dapat dipertahankan dalam waktu lama.
Strategi pemasaran tahap perkenalan.
Pemasar yang
meluncurkan produk baru ke pasaran perlu mempertimbangkan strategi pemasaran yang sesuai dengan paroduk
bersangkutan. Untuk memasarkan produk baru manajer pemasaran harus mempertimbangkan
variabel – variabel bauran pemasarannya, seperti : promosi, harga, distribusi,
karakteristik produk dan kualitas produk. Variabel – variabel tersebut disusun
pada tingkatan yang tinggi atau tingkatan yang rendah. Dengan
mendasarkan pada variabel harga, dan promosi, terdapat empat macam strategi
yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1.
Strategi profil tinggi, yaitu : strategi pemasaran
yang menetapkan harga tinggi dan promosi tinggi. Harga tinggi, yaitu :
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin. Sedangkan promosi tinggi, yaitu : promosi yang agresif
dengan biaya yang besar untuk memperbesar penetrasi ke pasar.
2.
Strategi
penetrasi mendahului. Dalam strategi penetrasi preemtif harga yang dikenakan rendah, tapi tingkat
promosinya tinggi. Ini merupakan cara
yang cepat untuk menerobos pasar dan
untuk memperoleh pangsa pasar yang
besar.
3.
Strategi
penetrasi selektif, yaitu : kombinasi
antara penetapan harga yang tinggi dan tingkat aktivitas promosi yang rendah.
Perusahaan mengenakan harga yang tinggi karena untuk memperoleh laba kotor per unit sebesar
mungkin. Sedangkan
promosi tingkat yang rendah dimaksudkan untuk menekan biaya.
4.
Strategi profil rendah, yaitu : strategi pemasaran
yang menitikberatkan pada penerapan
harga yang rendah dan tingkat aktivitas
promosi yang rendah. Perusahaan mengenakan harga yang rendah dengan tujuan
untuk mendorong agar pasarnya (masyarakat) cepat menerima dan membeli produk bersangkutan.
Perusahaan mengenakan tingkat promosi yang rendah berusaha menekan biaya –
biaya, sehingga diharapkan memperoleh laba bersih yang besar. Strategi
profil rendah ini dapat dilakukan apabila : 1) pasarnya luas, 2) pasarnya sudah mempunyai kesadaran yang
tinggi pada produk bersangkutan, 3) pasarnya peka terhadap harga, 4) perusahaan
menghadapi pesaing – pesaing potensial.
2.
Tahap pertumbuhan.
Tahap
pertumbuhan ditandai dengan : 1) adanya pesaing – pesaing baru yang mulai memasuki
pasar, 2) perusahaan mulai mengadakan perbaikan – perbaikan terhadap produk
atau menambah kelengkapan produk yang ada, 3) harga produk yang bersangkutan
cenderung tetap, namun bisa saja harga produk turun disebabkan adanya
persaingan, 4) kegiatan promosi diturunkan, terutama periklanan. Akan tetapi kalau munculnya pesaing – pesaing
baru maka kegiatan promosi ditingkatkan, 5) penjualan segera meningkat dan
dapat menaikkan laba.
Strategi
pemasaran tahap pertumbuhan.
Perusahaan berusaha
mempertahankan pertumbuhan yang cepat. Hal ini dapat dicapai dengan :
1.
Meningkatkan kualitas produk dan menambah variansi
model dan fitur produk lainnya.
2.
Mencari segmen pasar yang baru.
3.
Selalu mencari saluran distribusi yang baru agar
saluran distribusi baru pasarnya akan semakin luas.
4.
Mengadakan periklanan dengan tujuan menyakinkan pembeli
bahwa produk yang bersangkutan adalah yang terbaik.
Keputusan
kapan harga itu diturukan dimungkinkan dibuat dalam tahap pertumbuhan, dengan tujuan untuk
menarik pembeli ynag peka terhadap harga.
3.
Tahap
kedewasaan.
Tahap kedewasaan
dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Tahap
kedewasaan yang meningkat, yaitu : penjualan total meningkat dengan lambat.
Kelambatan ini disebabkan : sebagian permintaan yang berasal dari pelanggan,
sedangkan pembeli baru yang datang membeli sedikit.
2. Tahap
kedewasaan yang stabil, yaitu : jumlah penjualannya sudah tidak meningkat lagi,
tapi masih dalam kondisi konstan. Ini
disebabkan : seluruh permintaan yang berasal dari pelanggan, jadi sudah tidak
ada pembeli baru
yang datang membeli.
3. Tahap kedewasaan yang menurun, yaitu : tingkat
penjualan secara absolut mulai menurun. Ini disebabkan : beberapa pelanggan
sudah mulai meninggalkan produk itu, dan membeli produk pesaing, termasuk
produk penganti. Jadi, sebagian pelanggan sudah tidak berminat
pada produk
tersebut.
Strategi
pemasaran tahap kedewasaan.
Strategi
pemasaran dilakukan dalam tiga tahap kedewasaan ini, digolongkan tiga macam
strategi, yaitu :
1.
Modifikasi pasar, yaitu : perusahanaan
berusaha menemukan pembeli baru lagi. Yang dapat
dilakukan perusahanaan, yaitu :
1) mencari pembeli dan segmen baru yang belum
pernah mencoba produknya, 2) menaikkan penggunaan diantara penggan, 3)
memperbaiki kembali posisi merek untuk mencapai penjulan yang besar.
2.
Modifikasi produk.
Strategi modifikasi
produk dilakukan dengan : 1) perbaikan
kualitas dapat membantu dalam meningkatkan fungsi produk tersebut, 2) perbaikan
fitur agar dapat meningkatkan keamanan dan kepraktisan suatu produk, 3) perbaikan
corak dengan mengutamakan keindahan.
3.
Modifikasi bauran pemasaran yang dapat dilakukan
dengan : 1) menurunkan harga untuk menarik
segmen – segmen baru, 2) mengadakan periklan yang lebih menarik, 3) mengalihkan
jalur distribusi ke saluran distribusi yang lebih menguntungkan yang lebih
besar.
4.
Tahap kemunduran.
Tahap kemunduran
ditentukan oleh faktor : 1) perubahan selera konsumen, 2) perubahan kegiatan
pesaing, 3) kebijaan meninggalkan produk.
Strategi pemasaran tahap kemunduran.
Strategi pemasaran tahap kemunduran
dapat
dilakukan dengan cara :
1. Mencari produk yang lemah, dengan
langkah – langkah, yaitu sebagai berikut :
1.
Membentuk dan menunjuk tim untuk mengembangkan sebuah
sistem pemeriksaan produk yang lemah.
2.
Tim itu mengadakan rapat untuk menentukan tujuan dan
prosedur pemeriksaan
yang terkait dengan produk itu.
3.
Bagian keuangan menyusun informasi tentang masing –
masing produk selama beberapa tahun
4.
Informasi tersebut dianalisis, dengam menggunakan
program komputer untuk menentukan produk yang paling meragukan.
5.
Produk – produk yang paling meragukan, setelah
didaftarkan, kemudian dilaporkan kepada manajer yang berkepentingan, seperti
manajer produk yang menentukan urut produk dengan tingkat keraguan.
6.
Tim audit produk meneliti daftar
urutan produk, kemudian memberi saran, yaitu : 1) membiarkan seperti adanya, 2)
modifikasi strategi pemasarannya,
3) meninggalkannya.
2. Membangkitkan
lagi produk.
Membangkitkan
lagi produk, dengan
cara :
1.
Meningkatkan upaya pada variabel bauran pemasaran yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan laba.
2.
Mengalihkan produk ke segmen
pasar yang baru.
3.
Menemukan dan mempromosikan penggnakan baru produk kepada pembeli yany ada.
3. Meninggalkan produk.
Strategi yang dapat dilakukan
untuk meninggalkan produk dari lini produknya, yaitu sebagai berikut :
1.
Membiarkan saja
dan menunggu sampai tidak ada pembeli.
2.
Menjual produk kepada
perusahaan lain dengan cara lisensi.
Daftar Pustaka :
Dharmmesta, Basu
Swastha. 2014. Manajemen Pemasaran. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar