Soalnya :
Buatlah rangkuman dari seluruh materi yang
telah Anda pelajari pada kegiatan tutorial Perilaku Organisasi.
Tugas yang disampaikan diketik dengan menggunakan huruf times new romans, besarnya font 12, maksimal 3 halaman folio.
Tugas yang disampaikan diketik dengan menggunakan huruf times new romans, besarnya font 12, maksimal 3 halaman folio.
Y.th dosen andi
sylvana,
mohon maaf sebelumnya, saya menyampaikan tiga halaman folio itu,
tidak cukup untuk meringkas seluruh materi yang telah dipelajari dimata kuliah
perilaku organisasi, karena saya sudah berusaha untuk membuatnya tiga
halaman folio, tapi tidak sampai kemateri inisiasi tujuh, ini aja y.th andi
sylvana,
tugas saya ini spasi 1,0, dan penulisannya juga rapat, tapi tidak bisa
juga tiga
halaman folio
y.th andi sylvana, mohon perhatiannya y.th dosen andi
sylvana, makasih, wassalam..
Rangkuman dari seluruh materi yang telah dipelajari,
pada kegiatan tutorial perilaku organisasi.
Inisiasi Pertama
: Organisasi dan Perilaku
Organisasi.
Pengertian organisasi adalah : unit sosial atau
entitas sosial yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif
lama, beranggotakan sekelompok manusia – minimal dua orang, mempunyai kegiatan
yang terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan
tertentu dan mempunyai identitas diri yang membedakan satu entitas dengan
entitas lainnya.
Karakteristik organisasi
secara umum organisasi : 1) unit atau entitas sosial, 2) beranggotakan minimal dua orang, 3) berpola kerja yang terstuktur, 4) mempunyai tujuan yang ingin dicapai, 5) mempunyai identitas diri.
Dimensi
organisasi, yaitu : 1) dimensi struktural, adalah : karakter organisasi yang bersumber pada sisi internal organisasi. 2) dimensi kontektual, adalah : karakteristik organisasi secara menyeluruh.
Jenis – jenis
organisasi dilihat dari alasan
mengapa sebuah organisasi didirikan, yaitu : 1) organisasi berorientasi ekonomi, adalah jenis organisasi yang sengaja didirikan untuk
membantu manusia memenuhi kebutuhan ekonomi, khususnya kebutuhan ekonomi para
pendirinya atau pemilik organisasi tersebut. 2) organisasi tidak berorientasi ekonomi, adalah organisasi yang lebih berorientasi kepada kesejahteraan para konstituen
daripada kesejahteraan para pendirinya.
Peranan manajer dalam organisasi, yaitu : 1. Peran interpersonal, seperti : ketokohan, kepemimpinan, penghubung.
2. Peran informasial, seperti : monitor, diseminator. 3. Peran decisional
(pengambilan keputusan) seperti : enterprenur, pengalokasi sumber daya,
negosiator.
Keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh
seorang manajer, yaitu : keterampilan teknis, keterampilan hubungan antara manusia dan keterampilan konseptual.
Ruang Lingkup
Studi Perilaku Organisasi.
Pengertian perilaku
organisasi, adalah :
suatu bidang studi terapan yang mempelajari perilaku manusia didalam
organisasi, baik manusia dalam kapasitasnya sebagai individu maupun manusia
sebagai kelompok, dan hubungan antara manusia dengan variabel yang releven
dengan organisasi dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan
kepuasan kerja karyawan.
Tujuan mempelajari perilaku organisasi,
yaitu :
1. Mendeskripsikan perilaku
manusia. 2. Menjelaskan dan memprediksi
perilaku manusia. 3. Mengendalikan perilaku
manusia.
Level analisis dalam studi perilaku organisasi, yaitu : level individual, level kelompok, level organisasi, dan level lingkungan eksternal.
Kontribusi disiplin ilmu lain, diantara disiplin yang cukup dominan dalam memberi
kontribusi terhadap perkembangan disiplin perilaku organisasi adalah : psikologi, sosiologi dan antropologi. Kontribusi disiplin ilmu lain diantaranya adalah : ilmu politik, sejarah dan ilmu ekonomi.
Inisiasi Kedua : Dasar – Dasar Perilaku Individu : Hukum Perbedaan Individu.
Perbedaan perilaku individu karyawan yang bersumber pada :
kepribadian-nya, kemampuan diri-nya, nilai-nilai karyawan
masing – masing dan sikap karyawan masing – masing.
Teori kepribadian yang dikemukakan ada tiga, yaitu: teori konflik, teori teori conflict
theory, fulfillment theory dan consistency theory. Ketiga teori ini
bisa digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan prilaku seseorang atau paling
tidak untuk memprediksi reaksi seseorang terhadap stimulan-stimulan yang datang
kepadanya. Dari ketiga teori ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan
tersendiri.
Faktor yang mempengaruhi kepribadian, yaitu: faktor keturunan, faktor pengalaman
hidup, faktor situasi.
Dimensi
kepribadian, diantaranya : 1). The big five model of personality, adalah : dimensi kepribadian yang
kensepnya dibangun berdasarkan keenam belas karakter utama manusia, yang
terdiri : openness to experience, conscientiousness, extraversion,
agreebleness, dan neuroticism. 2). Locus of control, 3). Kepribadian Tipe A dan Tipe B, 4). Machiavellianism, 5). Self-monitoring, 6).Self-esteem
Kemampuan diri : setiap orang memiliki
kemampuan-nya masing – masing untuk melakukan sesuatu, namun harus diakui
pula keterbatasannya, tidak setiap orang bisa mengerjakan semua pekerjaan yang
diperintahkan.
Oleh karena itu,
kemampuan diri seseorang perlu dipahami secara seksama disamping untuk memahami
karakteristik orang tersebut juga dalam rangka mengoptimalkan kinerja
individual.
Secara umum kemampuan diri seseorang
dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. kemampuan mental, 2. kemampuan fisik.
Nilai – Nilai Individu dan Sikap Kerja
Nilai adalah : 1) sebuah konsep atau keyakinan, 2) tujuan akhir atau perilaku yang
patut dicapai, 3) nilai bersifat transendental untuk situasi tertentu, 4) pedoman untuk
memilih atau mengevaluasi perilaku atau kejadian, 5) tersusun sesuai dengan arti penting.
Peran
nilai dalam perilaku organisasi berfungsi
untuk : memahami nilai – nilai personal karyawan yang merupakan
landasan untuk memahami sikap dan perilaku karyawan.
Tipe nilai, menurut allport dan
teman – teman : 1. Nilai teoritik memberi : tempat yang sangat tinggi
terhadap upaya mencari kebenaran melalui pendekatan kritis dan rasional. 2. Nilai ekonomik, menekankan : pentingnya nilai guna dan kepraktisan. 3. Nilai
estetika, memberikan : penghargaan yang tinggi terhadap bentuk dan harmoni. 4. Nilai sosial, memberi : perhatian yang
tinggi terhadap kepentingan masyarakat. 5. Nilai
politik memperoleh : kekuasaan dan mampu mempengaruhi banyak orang. 6. Nilai religi, menjunjung : tinggi aturan – aturan agama.
Konflik
nilai : 1. intrapersonal conflict : konflik yang
terjadi pada diri seseorang, 2. interpersonal
conflict : konflik yang
terjadi pada dua orang berbeda kepribadian, sehingga bila seseorang melakukan
tindakan dianggap tidak logis oleh orang lain, 3. konflik antara
nilai individu dengan nilai organisasi.
Mengatasi konflik nilai intrapersonal conflict menurut barbara moses : yang menyarankan agar organisasi menjadi
tempat yang bersahabat dengan kehidupan yang memberi kesempatan kepada karyawan
untuk merefleksikan dirinya, bagimana seorang karyawan
menjalani hidup dan menghabiskan waktunya untuk kehidupan.
Mengatasi konflik nilai interpersonal conflict menurut thomas behr : yang menyarankan agar
para eksekutif menjadi value-centered leaders yakni : menjadi
seorang pemimpin yang berbasis pada nilai –nilai.
Sikap kerja, seorang manajer perlu memahami
dengan baik sikap kerja karyawan, karena mengingat sikap positif atau sikap
negatif yang akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Contoh bentuk sikap kerja yang diyakini
berpengaruh terhadap kinerja, yaitu: 1. kepuasan kerja, dipengaruhi oleh beberapa hal yang
membuat-nya puas, 2. komitmen organisasi, adalah : tingkat identifikasi diri dan keterlibatan karyawan terhadap organisasi, 3. keterlibatan
kerja adalah : kekuatan hubungan antara konsep diri dan kerja individual seseorang.
Inisiasi
Ketiga : Persepsi dan Stress Di Lingkungan
Kerja.
Persepsi, adalah : proses kognitif yang
memungkinkan seseorang menerima, menyeleksi, menginterpretasikan, memahami dan
memaknai stimulus yang berasal dari lingkungan sekitar.
Proses persepsi
terdiri
dari tiga komponen utama, yaitu : menangkap sensasi, memberi atensi dan
mengorganisasi persepsi.
Organisasi
persepsi,
adalah :
proses mengorganisasi dan menginterpretasi sensasi – sensasi, yang telah diubah
menjadi informasi, menjadi pola yang mudah dipahami sehingga bisa memberi makna
bagi orang yang mempersepsi.
Faktor
yang mempengaruhi persepsi, yaitu: 1. individu
yang melakukan persepsi, 2. objek yang dipersepsi, 3. konteks yang melingkupi
terjadinya persepsi.
Manajemen
impresi
merupakan :
upaya untuk meng-counter tindakan manipulatif yang dilakukan orang lain melalui
pembentukan kesan pertama. Secara umum proses manajemen impresi melibatkan dua
komponen utama : 1) motivasi yang melandasi seseorang melakukan impresi, 2)
konstruksi impresi.
Strategi
manajemen impresi,
terdiri dari dua, yaitu: 1. jika
seorang karyawan ingin meminimalkan tanggungjawab terhadap kejadian yang tidak
menguntungkan atau keluar dari masalah yang selama ini mengganggu dirinya, bisa
dilakukan strategi preventif. 2. jika ia menginginkan tanggungjawab maksimal
terhadap sebuah hasil kegiatan yang dinilai positif bagi dirinya atau paling
tidak dirinya tampak lebih baik, ia bisa melakukan strategi promosi diri.
Teori atribusi menjelaskan
:
tentang siapa yang harus tanggungjawab terhadap proses kognitif berkaitan
dengan perilaku seseorang – apakah perilaku
tersebut disebabkan karena kepribadiannya atau karena dorongan lingkungan.
Stress di Tempat Kerja.
Pengertian
stress, menurut luthan,
adalah : sebuah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang
berakibat pada : penyimpangan atau deviasi fisik, psikologis dan atau perilaku
bagi pelaku organisasi.
Beberapa
catatan yang berkaitan dengan stress, yaitu:
stress bukan semata kecemasan, stress bukan semata ketegangan syaraf, stress
tidak selamanya berakibat buruk, stress bukan suatu kejadian yang harus
dihindari, setiap orang tidak akan pernah terhindar sama sekali dari stress,
hanya orang yang sudah meninggal dunia yang bisa terhindar dari stress.
Faktor – faktor yang menyebabkan
stress dikelompokkan menjadi empat, yaitu : 1. level individu, 2. level kelompok,
3. level organisasi, 4. level diluar organisasi.
Penilaian
terhadap
stressor dibedakan menjadi dua : 1. primary appraisal, adalah : penilaian seseorang terhadap
stressor yang menghasilkan tiga
kemungkinan hasil yakni: stressor dianggap tidak relevan, stressor dianggap
positif atau stressor dianggap penyebab stress. 2. secondary appraisal, adalah : penilaian lanjutan setelah dilakukan penilaian
tahap pertama. Meski demikian secondary appraisal tidak akan dilakukan jika
pada tahap awal stressor dianggap tidak positif. Dengan kata lain, secondary
appraisal akan dilakukan jika, dan hanya jika, stressor dianggap sebagai
penyebab stress.
Strategi
mengatasi
stress bisa dikelompokkan menjadi tiga macam : 1) strategi
mengendalikan stress, yaitu : upaya yang dilakukan secara langsung untuk
mengantisipasi persoalan stress. 2) strategi menghindari stress, yaitu : menghindari
atau mengabaikan masalah yang menimbulkan stress. 3) strategi mengelola gejala
stress yaitu : upaya mengatasi stress
dengan cara melakukan relaksasi, meditasi, atau olahraga.
Manajemen
stress,
adalah : upaya
sistematis baik upaya yang bersifat proactive maupun reactive untuk mengurangi
negative stress. Upaya tersebut bisa dilakukan secara : 1. individual, kalau
secara individual bisa dilakukan dengan : memanajemen waktu dengan baik,
relaksasi dan olahraga. 2. organisasional bisa dilakukan dengan : membangun
budaya iklim kerja yang kondusif, membangun kualitas kehidupan di lingkungan
kerja, mengurangi konflik dan memperjelas peran karyawan di tempat kerja,
membuat perencanaan karir dan memberi konseling.
Inisiasi Keempat : Motivasi.
Ada tiga
komponen utama pembentuk motivasi, yaitu : 1. kebutuhan, 2. dorongan, 3.
Insentif / tujuan.
Teori motivasi secara umum dikelompokkan menjadi tiga kelompok
besar, yaitu:
1). Teori kebutuhan : satu asumsi bahwa setiap orang pasti mempunyai kebutuhan
secara natural, dan akan berusaha melakukan berbagai macam tindakan, jika
sebagian atau keseluruhan kebutuhan tersebut belum terpenuhi. 2). Teori proses
merupakan : teori motivasi yang menyoroti proses terjadinya motivasi. Contoh
teori proses
:
teori pengharapan, teori keadilan atau kewajaran, dan teori
penetapan tujuan.
3). Teori pembelajaran.
Inisiasi Kelima : Motivasi Kerja : Evaluasi dan Penghargaan Kinerja.
Perbedaan dan hubungan antara motivasi, perilaku, dan kinerja, yaitu
:
1. Motivasi berbeda dengan perilaku. 2. Motivasi mempengaruhi perilaku,
3. perilaku berbeda dengan kinerja. 4. Motivasi merupakan
faktor penting dan sangat dibutuhkan organisasi. Ringkasanya hubungan antara motivasi, perilaku dan kinerja : dimana perilaku seseorang tidak semata – mata dipengaruhi
motivasi, tetapi juga dua variabel lain yaitu
latar belakang
individu, seperti : keterampilan, kepribadian, dan
persepsi,
serta lingkungan organisasi, termasuk didalamnya lingkungan kerja.
Multi dimensi kinerja, sebuah motivasi pada umumnya bisa dinilai berdasarkan
perilaku nyata yang ditunjukkan seseorang, besaran usaha yang dilakukan dan
pilihan
– pilihan tindakan
untuk mencapai tujuan. Hasil langsung dari motivasi akan tampak pada upaya
nyata dan keteguhan seseorang dalam berperilaku. Ini menunjukkan bahwa ketika
seseorang termotivasi berarti ia akan berperilaku untuk mencapai tujuan yaitu menghasilkan kinerja. Jika motivasinya berubah, maka perilaku dan tujuan atau kinerjanya juga berubah.
Oleh karena itu kinerja, dikatakan multi dimensional (berdimensi banyak). Namun bagi organisasi, orientasinya jelas
motivasi dan perilaku karyawan, yang dimaksud yaitu motivasi dan perilaku yang mengarah tercapainya kinerja
organisasi secara menyeluruh. Perilaku esensial untuk
mencapai efektivitas, yaitu: 1. Karyawan harus dibujuk untuk bergabung dan
tetap bersama organisasi. 2. Karyawan harus dihandalkan untuk menjalankan tugas
yang diberikan. 3. Karyawan harus memiliki perilaku
kerja spontan dan inovatif.
Pola motivasi yang dianggap esensial, yaitu: 1. penegakan peraturan 2.
sistem penghargaan, 3. sistem penghargaan berbasis individu,
4.kepuasan intrinsik, 5. internalisasi nilai, 6.hubungan antar kelompok.
Evaluasi kinerja, proses penilaian terhadap kinerja dapat dilakukan melalui dua sisi yang berbeda, yaitu : 1. Positive reinforcement, adalah : membuat perilaku seseorang lebih sering muncul dengan
menunjukkan sesuatu bernada positif atau menyenangkan. 2. Negative reinforcement, adalah : membuat perilaku seseorang lebih sering muncul dengan
cara menjauhkan sesuatu bernada negative atau tidak menyenangkan. Sejauh mana
seorang memiliki kinerja yang baik sangat tergantung pada ketepatan penilaian
kinerjanya dan penghargaan yang diberikan kepadanya.
Peran atau fungsi penilaian kinerja, yaitu: 1. dasar untuk memberi imbalan dan memberi pengakuan
terhadap kinerja karyawan. 2. dijadikan pedoman
untuk merekrut, mem-PHK, mempromosikan karyawan. 3. memberi informasi bagi karyawan untuk mengetahui
perkembangan
dirinya. 4. digunakan untuk mengetahui kebutuhan pelatihan yang diperlukan seorang
karyawan. 5. digunakan untuk
mengintegrasikan fungsi perancaan manajemen sumber daya manusia dan koordinasi fungsi sumber daya manusia lainnya.
Kritik terhadap penilaian
kinerja
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Halo effect, adalah : karakteristik
seseorang baik positif maupun negatif
mempengaruhi keseluruhan sikap orang tersebut. 2. Leniency strictly effect, sebagian evaluator memberikan penilaian yang terlalu longgar
(leniency) sehingga menguntungkan pihak yang dinilai dan sebagian evaluator
memberi penilaian yang terlalu ketat (strict) sehingga merugikan pihak yang
dinilai.
3. Central tendency effect, adalah : evaluator hanya memberi nilai rata – rata kepada setiap
orang tanpa memperdulikan kinerja sesungguhnya dari setiap karyawan. 4. Interrater reliability ; dua orang penilai, meski melihat perilaku yang sama dari
seorang karyawan, namun kedua memberi penilaian yang berbeda. 5. Contrast effect ; evaluasi terhadap kinerja seorang karyawan dipengaruhi
oleh hasil kinerja orang yang telah dinilai sebelumnya. 6. Zero sum problem, beberapa sistem penilaian kinerja seringkali menghendaki, agar terjadi keseimbangan dalam penilaian kinerja
karyawan misalnya dengan
: memberikan sebagian nilai karyawan yang nilainya tinggi
kepda karyawan yang nilainya rendah. 7. Numbers fetish, penilaian kinerja karyawan seringkali terjebak pada angka
seolah
– olah angka tersebut
memiliki tingkat akurasi yang tinggi tanpa mempertimbangkan konteks. 8. Recency effect ; penilaian kinerja seringkali hanya mempertimbangkan apa yang
terjadi sekarang tanpa melihat kaitannya dengan penilaian kiinerja masa lalu.
Metode penilaian kinerja, yaitu: 1. metode penilaian
berdasarkan ranking,
2. metode penilaian berdasarkan klasifikasi, 3. metode penilaian
kinerja menggunakan skala, 4. metode behaviorally anchored rating scales, 5. metode deskriptif.
Management by objective adalah salah satu
bentuk evaluasi kinerja yang cukup populer, yang artinya manajemen berbasis
sasaran atau tujuan. Prinsipnya
management by objective menekankan pada pentingnya : setiap individu,
baik manajer maupun karyawan biasa, baik manajer tingkat atas maupun manajer
bawah, bertanggungjawab terhadap hasil kerja ketimbang semata – mata melakukan
aktivitas perkerjaan.
Penegakan aturan dan disiplin, digunakan untuk menjaga karyawan terhindar
dari perilaku yang tidak dikehendaki yang bisa menghambat pencapaian tujuan
organisasi.
Sistem penghargaan, adalah
: penghargaan yang diberikan kepada seseorang karena
keanggotaan atau keterlibatan orang tersebut didalam organisasi. Tujuan dari
sistem penghargaan adalah untuk : menarik dan mendorong karywan tetap bersama dengan
organisasi. Biasanya semakin lama seorang karyawan bekerja di perusahaan akan
semakin besar pula penghargaan yang diperolehnya. Namun jika sistem penghargaan
ini diberikan kepada setiap karyawan karena lamanya tinggal dan bekerja di
persusahaan, penghargaan ini pada akhirnya tidak memotivasi karyawan bekerja
lebih baik karena yang dilakukan karyawan hanya tinggal selama mungkin dengan
perusahaan meski kinerjanya minimal. Bentuk penghargaan yang diberikan kepada
karyawan :
1. Benefit adalah pemberian fasilitas atau tambahan gaji kepada karyawan, karena
terlibat dalam kehidupan perusahaan. 2. Stock option adalah kesempatan yang
diberikan kepada karyawan, untuk memberi saham milik perusahaan dengan harga
rendah dari hari harga pasar. 3. Employee ownership adalah melibatkan karyawan,
untuk memiliki saham perusahaan tempat kerja karyawan. 4. Insentif adalah
pemberian penghargaan berbasis kinerja. Secara umum bentuk insentif, yaitu :
insentif berupa uang dan insentif tidak berupa uang melainkan berupa pengakuan.
Inisiasi
Keenam : Dinamika Kelompok
Alasan dinamika kelompok
perlu dipelajari, yaitu: 1. Kelompok
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku individu. 2. Kelompok
juga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kelompok – kelompok lain, dan
terhadap organisasi. 3. Dengan memahami dinamika kelompok bisa membantu kita
memahami perilakunya.
Pengertian kelompok, adalah :
sekumpulan orang atau minimal dua orang yang saling berinteraksi dan saling
bergantung, dan yang memiliki norma kelompok, memiliki tujuan bersama, dan
yang memiliki identitas diri.
Tipe kelompok ada dua, yaitu: 1). Kelompok
formal, adalah kelompok yang sengaja dibentuk oleh organisasi, baik melalui
aturan yang dibuat oleh pengelola organisasi maupun karena hierarki organisasi,
sebagai bagian untuk membantu organisasi mencapai tujuan – tujuannya. Kelompok
formal dibagi menjadi dua, yaitu : a. Kelompok komando, adalah kelompok
yang dibentuk mengikuti alur hierarki organisasi. Anggota kelompok komando terdiri dari : supersivor dan anak
buahnya yang secara hierarkis melaporkan semua aktivitasnya kepada supervisor
sebagai atasan. Contohnya : departemen sdm terdiri dari : kepala departemen dan
anak buahnya. b. Kelompok tugas, sengaja dibentuk secara formal bertujuan untuk
: mengerjakan tugas – tugas tertentu, dimana anggota – anggotanya terdiri dari
: orang – orang yang berasal dari departemen berbeda. 2). Kelompok informal, adalah sebuah kelompok
yang dibentuk atas inisiatif karyawan, bukan atas gagasan formal organisasi. Dua
tipe kelompok informal, yaitu : a. Kelompok pertemanan. b. Kelompok kepentingan,
adalah kelompok yang dibentuk oleh orang – orang dari departemen berbeda atau
bahkan dari organisasi berbeda, tetapi memiliki kepentingan yang sama.
Alasan seseorang bergabung dengan kelompok, yaitu : 1.
mempermudah mencapai tujuan, 2. sekadar berafiliasi, 3. memperoleh dukungan
emosional, 4. memperoleh status sosial, 5. alasan keamanan, 6.faktor kedekatan.
Proses pembentukan dan
perkembangan kelompok, menurut model
perkembangan lima tahap, yaitu :
tahap pembentukan, tahap pertengkaran, tahap pembentukan norma kesepemahaman,
tahap melakukan tindakan, tahap pengalihan orietasi. Sedangkan menurut the
punctuated equilibrium model proses pembentukan dan perkembangan kelompok-nya, yaitu :
1) pada fase satu : dari masa tugas, para anggota kelompok mulai mendefinisikan
tugas – tugas yang akan dikerjakan, dilanjutkan dengan menetapkan misi kelompok
yang hampir tidak berubah. 2) pada fase dua : dihadapkan pada aktivitas –
aktivitas menggunung yang harus diselesaikan.
Hubungan antara perilaku kelompok dengan kinerja dan kepuasan kerja, kelompok
merupakan : bagian integral dari sebuah organisasi sehingga dalam batas – batas
tertentu perilaku dan kinerja kelompok tidak hanya ditentukan oleh kelompoknya sendiri
melainkan dipengaruhi juga oleh faktor – faktor lain yang melingkupi kelompok
tersebut. Kinerja kelompok ditentukan
oleh : 1). Faktor eksternal, yaitu semua faktor yang berasal dari luar
kelompok, khususnya yang bersumber pada organisasi, namun memberi pengaruh kuat
terhadap kehidupan kelompok. Yang termasuk dalam faktor eksternal : strategi
organisasi; struktur organisasi; aturan formal organisasi; sumber daya
organisasi; sistem rekrutmen karyawan; evaluasi kinerja dan sistem imbalan;
budaya organisasi dan lingkungan tempat kerja. Faktor eksternal akan memberi
dua kemungkinan pengaruh, yaitu : memberi peluang bagi kelompok untuk
berkinerja lebih baik atau sebaliknya membatasi kelompok. 2). Faktor internal,
yaitu semua faktor yang bersumber dari dalam kelompok. Kinerja dan kepuasan
kerja kelompok dipengaruhi oleh faktor internal. Faktor – faktor internal,
yaitu : sumber daya kelompok; struktur kelompok, proses aktivitas yang berjalan
di dalam kelompok, dan tugas yang diemban kelompok.
Norma kelompok : norma bertindak dalam lingkungan sosial, norma
mematuhi aturan berpakaian dalam organisasi, norma kinerja, peraturan pemberian
imbalan, norma imbal balik.
Tingkat kepatuhan anggota
kelompok, yaitu : sekedar patuh,
mengidentifikasikan diri dengan kelompok, internalisasi norma kedalam
karakter-nya. Cara agar anggota kelompok mematuhi norma kelompok :
memberikan imbalan, memberi dan menahan informasi.
Dampak atau pengaruh kelompok
terhadap perilaku individu,
bisa terjadi dalam tiga bentuk, yaitu :
1). social facilitation effect (efek
dukungan sosial), 2). social loafting,
orang yang bekerja sebagai bagian dari kelompok kadang – kadang enggan untuk
mengeluarkan semua kemampuan atau kapabilitas yang dimilikinya untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan kelompok. Keengganan ini disebut social loafting. Alasan yang
menyebabkan terjadinya social loafting : 1. merasa sudah ada orang lain yang
mengerjakannya, 2. merasa kontribusinya tidak akan banyak berpengaruh terhadap
kinerja kelompok, 3. merasa kontribusinya tidak akan dihargai, 4. merasa
kemerdekaan individunya hilang atau merasa tidak akan dihukum jika kinerjanya
buruk. 3). deindividuation, adalah : proses hilangnya jati diri atau
kepribadian seseorang ketika dirinya bergabung dengan sebuah kelompok.
Inisiasi Ketujuh : Konflik.
Pengertian konflik, adalah : pertentangan antara
: orang – orang, kelompok –
kelompok atau organisasi – organisasi
Jenis – jenis konflik menurut hellriegel (1992) : 1) Konflik intra individu, yaitu : konflik
yang dihadapi atau dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya
tekanan peran dan ekspektasi dari luar yang berbeda dengan keinginan atau
harapannya.
2) Konflik antar individu, yaitu : konflik yang terjadi antara individu yang berbeda dalam
satu kelompok ataupun antara individu yang berada di kelompok yang berbeda. 3) Konflik antar kelompok, yaitu : konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok
dengan kelompok yang lain. 4) Konflik organisasi,
yaitu
: konflik yang terjadi antara unit-unit organisasi yang
dapat bersifat struktural dan fungsional.
Sumber timbulnya
konflik menurut walton (1989) dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Konflik Substantif, meliputi : ketidaksesuaian paham tentang hal – hal, misalnya : tujuan, alokasi
sumber
– sumber, distribusi
imbalan, kebijakan, dan prosedur penugasan pekerjaan. 2. Konflik emosional, yang timbul karena : perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan,
takut, sikap menentang dan bentrokan kepribadian.
Sumber konflik
menurut robbins (2006), yang membaginya
:
1. Saling ketergantungan tugas, berarti sampai berapa jauh
dua unit dalam suatu organisasi tergantung satu sama lain. Adanya
ketidakserasian kerja antara unit kerja satu dengan unit kerja lain akan memicu
timbulnya konflik. Kesalingtergantungan pekerjaan menimbulkan intensitas
hubungan antara unit kerja satu dengan unit kerja lainnya, jika dipaksakan
untuk berinteraksi maka potensi terjadi konflikpun meningkat. 2. Ketergantungan tugas satu arah. 3. Diferensiasi horisontal yang tinggi. Semakin banyak unit – unit kerja maka
makin besar kemungkinan terjadinya konflik, karena semakin besar perbedaan kepentingan
antara unit – unit atau antara anggota organisai, karena tugas – tugas yang
dilaksanakan masing – masing unit kerja serta lingkungan. 4. Formalisasi yang rendah. 5. Ketergantungan pada sumber – sumber langka yang digunakan bersama. 6. Perbedaan dalam kriteria evaluasi dan sistem imbalan. 7. Pengambilan keputusan yang partisipatif. Bukti
menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang dilaksanakan secara bersama,
dimana anggota organisasi yang akan terpengaruh keputusan tersebut
diikutsertakan dalam suatu pengambilan keputusan maka akan dapat menimbulkan
konflik. 8.
Heterogenitas dari para anggota. Semakin heterogen para
anggota, maka semakin kecil kemungkinan untuk bekrjasama dengan lancar dan
kooperatip berarti semakin besar kemungkinan timbulnya konflik. Keanekaragaman
anggota organisasi dalam suatu organisasi karena adanya perbedaan nilai,
kepercayaan dan latar belakang. 9. Ketidakcocokan
status.
10. Ketidakpuasan peran, dapat
timbul karena berbagai sumber, antara lain : karena
ketidakcocokan status..
11. Gangguan komunikasi.
Proses atau tahap
– tahap konflik didalam model pondy, yaitu : 1. Latent conflict, yaitu : tahap
munculnya faktor
– faktor yang menjadi
penyebab terjadinya konflik di dalam organisasi. 2. Perceived conflict, yaitu : tahap dimana salah
satu pihak memandang bahwa pihak lain, seperti
akan menghambat atau mengancam pencapaian tujuannya. 3. Felt conflict, yaitu : tahap
dimana konflik tidak hanya sekedar dipandang atau dianggap ada, tetapi sudah benar – benar dirasakan dan
dikenali keberadaannya.
4. Manifest conflict, yaitu : tahap dimana perilaku tertentu sudah mulai ditunjukkan sebagai pertanda
adanya konflik, misalnya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, dan rendahnya
kinerja.
5. Conflict resolution, yaitu : tahap dimana konflik yang ada diselesaikan atau ditekan dengan berbagai
macam cara dan pendekatan, mulai dari menghindari terjadinya sampai pada
menghadapi konflik itu dalam usaha mencari jalan keluar sehingga pihak – pihak yang terlibat
mencapai tujuannya.
6. Conflict aftermath, yaitu : tahap ini mewakili kondisi yang dihasilkan oleh proses sebelumnya
(penyelesaian konflik). Jika penyelesainan konflik tidak tepat, hal tersebut akan menjadi pemicu bagi
timbulnya konflik baru.
Mengelola konflik harus dikelola dengan : baik agar memberikan efek yang positif bagi organisasi, dengan cara : menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, mengoreksi diri
dan mau berusaha untuk menemukan sesuatu hal yang bermanfaat,
agar dapat mengelola konflik kalau terjadi.
Beberapa
metode untuk mengatasi konflik menurut gibson
(2003)
:
1. Pemecahan masalah, 2. Tujuan superordinat,
3. Perluasan sumber daya, 4. Menghindari konflik,
5. Melicinkan konflik, 6. Kompromi,
7. Penggunaan kekuasaan dengan menyelesaikan masalah dan mengkomunikasikan
keinginan
– keinginannya kepada
kelompok yang terlibat,
8. Penggantian variabel manusia merupakan : usaha untuk mengubah
perilaku anggota kelompok,
9. Mengidentifikasi musuh bersama, 10. Proses perundingan dengan mempertemukan pihak dengan
kepentingan,
pihak yang berkonflik, lalu bersama – sama untuk mencapai sebuah persetujuan.
Robbins (2006) menjelaskan bahwa berdasarkan akibat yang
ditimbulkan dari konflik terhadap organisasi, maka konflik dibedakan menjadi 2, yaitu : 1). Konflik fungsional, adalah : konflik – konflik yang mendukung sasaran organisasi dan
meningkatkan kinerja organisasi. Konflik fungsional
ditengarai dapat mendorong kinerja, oleh sebab itu ada beberapa teknik yang
dapat mendorong terjadinya konflik fungsional, yaitu : 1. Komunikasi, dengan menempatkan informasi secara hati – hati kedalam
saluran resmi untuk menciptakan ambiguitas, evaluasi kembali atau konfrontasi. 2. Mendatangkan orang luar ke dalam kelompok, dengan cara : mempekerjakan atau memindahkan individu yang
berperilaku, bernilai dan berlatar belakang berbeda dari anggota –anggota kelompok yang ada sekarang. 3. Mengubah struktur, tidak hanya membantu menyelesaikan
konflik antar kelompok tetapi juga menciptakan konflik. Dengan mengubah struktur akan menimbulkan persaingan diantara kelompok. 4. Mendorong adanya persaingan, beberapa pimpinan
menggunakan bermacam – macam cara untuk meningkatkan kompetisi antar kelompok, seperti : insentif contoh : hadiah dan
bonus untuk kinerja yang luar biasa. 2).
Konflik disfungsional, adalah : konflik – konflik yang menghambat kinerja organisasi, konflik ini
sifatnya merusak dan tidak diinginkan oleh pimpinan organisasi. Cara mengatasi konflik disfungsional : integrasi, akomodasi, menghindari,
dominasi, dan kompromi.
Hubungan Tingkat Konflik dengan Kinerja
Situasi
|
Tingkat Konflik
|
Tipe Konflik
|
Sifat Internal Organisasi
|
Tingkat Kinerja
|
A
|
Rendah atau tidak ada
|
Tidak berfungsi
|
1.
Apatis
2.
Membosankan
3.
Tidak ada respon untuk berubah
4.
Kekurangan ide
baru
|
Rendah
|
B
|
Optimal
|
Fungsional
|
1.
Bersemangat
2.
Krtitik diri
3.
Inovatif
|
Tinggi
|
C
|
Tinggi
|
Tidak berfungsi
|
1.
Memecah belah
2.
Suasana kacau
balau
3.
Tidak dapat
bekerjasama
|
Rendah
|
Sumber : Robbins, Stephen P. 2006. Organizational Behavior: Concep, Controversies, and Application.
Eanglewood Cliffs, NY: Prentice-Hall.
Referensi atau Daftar Pustaka :
Sobirin, Achmad. 2014. “Perilaku Organisasi”. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com
BalasHapusKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
bosku minat daftar langsung aja bosku^^