Senin, 22 Agustus 2016

Tugas Kedua : Manajemen Pemasaran (EKMA4216).



I. Ringkasan atau intisari pada modul lima, yaitu : pengelolan produk dan pengembangan produk baru.


Pengelolan produk dan pengembangan produk baru.


Pengelolaan produk dimaksudkan untuk : produk yang sedang dipasarkan, ke pasar konsumen dan  ke pasar industrial.  Sedangkan pengembangan produk baru dimaksudkan untuk : perencanaan untuk mengembangkan produk baru yang ditembuh melalui berbagai tahapan, dari pencarian ide sampai gengan komersialisasi.  


Arti produk bagi konsumen.  

Pengertian produk, menurut solomon dan stuart, 1997, p. 294, adalah : suatu barang yang mempunyai sifat kentara, suatu jasa, suatu ide, atau kombinasinya, yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen maupun pelanggan bisnis melalui pertukaran; juga diartikan sebagai sejumlah atribut yang mencakup fitur, funsi, manfaat, dan penggunaan.

Dalam sebuah produk terdapat sifat yang bisa diraba dan sifat yang tidak bisa diraba, termasuk : bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayaan perusahaan dan pengecer untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Jasa melekat pada produk yang diterima konsumen. 


Konsep tentang barang dan jasa dalam pemasaran.

Definisi produk yang dikemukakan, produk merupakan : barang, jasa, ide, atau kombinasi dari ketiganya yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen. Sedangkan barang diartikan sebagai : produk yang kentara, maksudnya dapat : dilihat, disentuh, dicium, dan dirasakan. Seperti : permen, sepeda motor mesin cuci, pakaian, bedak.
Jasa diartikan sebagai : produk yang tidak kentara, seperti : jasa pengangkutan, penginapan hotel, pinjaman bank, rias rambut.
Kebanyakkan produk secara total tidak berupa barang dan jasa. Kenyataannya; kebanyakkan barang dan jasa diidentifikasi sebagai suatu yang terletak dalam kontinum barang dan jasa yang bersangkutan, yaitu : semakin kekanan semakin banyak kandungan jasanya, dan semakin sulit dievaluasi. Semakin kekiri semakin banyak kandungan barangnya, dan semakin mudah dievaluasi.

Tawaran dalam bentuk jasa oleh pemasar mencakup pula elemen – elemen yang bersifat tidak kentara. 


Pendekatan untuk menggolongkan produk.

Produk  digolongkan berdasarkan pendekatan, yaitu :
1.    Pendekatan yang didasarkan pada dimensi : kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.
2.    Pendekatan yang didasarkan pada tujuan pemakaiannya oleh sipemakai.

1.    Penggolongan produk berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.

Setiap kombinasi dari tingkatan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang akan menciptakan golongan produk tersendiri. Menurut kotler (1978), produk digolongkan empat golongan, yaitu :
1. Produk yang bermanfat.
2. Produk yang kurang sempurna.
3. Produk yang menyenangkan.
4. Produk yang sangat diperlukan.

2.    Penggolongan produk menurut tujuan pemakaiannya.

Penggolongan produk menurut tujuan pemakaiannya oleh sipemakai ini banyak digunakan karena : praktis. Untuk keperluan analisis selanjutnya, penggolongan ini digunakan. Menurut tujuan pemakaiannya oleh sipemakai, produk digolongkan dua golongan, yaitu :

1.    Produk konsumen, digolongkan tiga golongan, yaitu :
1.    Produk konvenien, yaitu : produk yang mudah dipakai, mudah ditemukan, seperti : shampo, mi instan, baterai, pasta gigi, dan lain – lainnya yang terkait.
2.    Produk shopping, yaitu : produk yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan dalam pembeliannya diperlukan pertimbangan yang matang. Yang termasuk golongan produk shopping, yaitu : pakaian, elektronik konsumen, perabot rumah tangga, dan lain – lainnya yang terkait.
3.    Produk spesial, yaitu : produk yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu atau dijual di tempat tertentu. Pembeli harus mengeluarkan pengorbaan istimewa. Contoh : barang antik di tempat tertentu, pakaian wanita di tempat rumah mode tertentu, dan lain – lainnya yang terkait.  

2.    Produk industrial, digolongkan lima golongan, yaitu :
1.    Bahan baku, yaitu : bahan pokok untuk membuat produk lain. Contohnya : tembakau untuk membuat rokok, kayu untuk membuat playwood, tanah liat untuk membuat tembikar, minyak bumi untuk membuat bensin, dan lain – lainnya yang terkait.
2.    Komponen dan produk setengah jadi, yaitu : produk yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk akhir. Contohnya : kertas untuk membuat rokok, kertas untuk membuat buku, playwood untuk membuat mebel, semen untuk membuat gedung, dan lain – lainnya yang terkait.
3.    Perlengkapan operasi, yaitu : produk yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan – kegiatan lain di dalam perusahaan. Dalam golongan ini termasuk pembekalan yang dipakai  untuk jangka waktu yang lama. Contohnya : minyak pelumas untuk mesin – mesin, kertas dan pensil untuk membuat catatan, alat, dan lain – lainnya yang terkait.
4.    Instalasi, yaitu : alat produksi utama dalam sebuah perusahaan yang dipakai untuk jangka waktu yang lama. Contohnya : mobil pada perusahaan persewaan mobil, mesin penggiling padi pada perusahaan penggilingan padi, mesin tenun pada perusahaan tekstil, mesin cetak pada perusahaan percetakan, dan lain – lainnya yang terkait. 
5.    Peralatan ekstra, yaitu : alat – alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Contohnya : alat angkut dalam pabrik tegel, seperti : pengangkut barang atau forklift truk, gerobag, dan lain – lainnya yang terkait.

Strategi pemasaran produk konsumen dan produk industrial.

Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada faktor – faktor :
1.    Riset dan analis pasar.
2.    Keputusan – keputusan tentang produk
3.    Penetapan harga
4.    Promosi
5.    Distribusi. 

Strategi pemasaran untuk produk konsumen, yaitu sebagai berikut :

No.
Variabel pemasaran
Uraian
1.
Riset dan analis pasar.


1.  Peramalan data yang lampau untuk produk yang akan dibeli secara teratur
2.  Survei melaui pos
3.  Sampel untuk pasar yang luas
4.  Pengujian pasar
5.  Menentukan pemakaian
6.  Menentukan tempat diambilannya keputusan


2.

Produk


1.  Menentukan bentuk produk sebelum menjual
2.  Hubungan tidak langsung antara pembeli dan penjual tentang bentuk produk akhir
3.  Nama merek sangat penting
4.  Garansi juga penting
5.  Kemasan penting


3.

Penetapan harga


1.  Berorientasi pada permintaan
2.  Permintaan cenderung elastis
3.  Tujuan ganda atau beberapa tujuan

4.
Promosi


1.   Menggunakan penjual untuk mencapai perantara dan penjualan dari pintu ke pintu
2.   Periklanan

5.
Distribusi. 


1.  Menggunakan perantara pada umumnya
2.  Alat transpor untuk pengiriman ditentukan oleh faktor waktu dan biaya



Strategi pemasaran untuk produk industrial yaitu sebagai berikut :

No.
Variabel pemasaran
Uraian
1.
Riset dan analis pasar.


1.  Survei untuk pembeli yang tidak menentu  
2.  Pengumpulan data dengan kontak langsung
3.  Mengadakan sensus jika mungkin
4.  Pengujian pasar
5.  Jarang menggunakan pengujian pasar
6.  Menentukan tempat diambilannya keputusan


2.

Produk


1.  Pengembangan bentuk produk sering melalui proses penjualan
2.  Mengarahkan hubungan antara pembeli dan penjual menyangkut bentuk produk akhir
3.  Nama dan reputasi perusahaan sangat penting
4.  Menekankan pada pelayaan purna jual untuk produk – produk, seperti instalasi 
5.  Kemasan juga penting, terutama sebagai pelindung produk


3.

Penetapan harga


1.  Berorientasi pada permintaan untuk produk standar berorientasi pada biaya untuk produk pesanan
2.  Kemungkinan permintaannya elastis untuk produk yang dibuat atas pesanan
3.  Tujuan ganda
4.  Harga lebih murah dikendalikan

4.
Promosi



1.  Penggunaan penjual penting
2.  Periklanan sebagai tambahan produk untuk mendukung penjualan tatap muka
3.  Dapat menggunakan promosi penjualan

5.
Distribusi. 


1.  Jarang menggunakan perantara
2.  Pemilihan alat transpor ditentukan oleh faktor waktu dan biaya


Pengeloaan produk melalui daur ulang produk.

Daur hidup produk adalah : alat yang digunakan oleh pemasaran secara tradisional untuk merumuskan strategi pemasaran bagi produk produk yang berbeda. Secara normal daur hidup produk meliputi empat tahap, yaitu : 1) tahap perkenalan, 2) tahap pertumbuhan, 3) tahap kedewasaan, 4) tahap penurunan.
           
1)   Tahap Perkenalan.
Tahap perkenalan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang masih lambat karena produknya masih dianggap baru. Biasanya produk yang ditawarkan pada tahap perkenalan belum dapat menghasilkan laba. Agar produk dapat berkembang, upaya pemasarannya difokuskan pada promosi.

2)   Tahap Pertumbuhan.
Tahap pertumbuhan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang cepat. Karena banyak konsumen yang menyukai produk. Laba pada tahap ini mulai tampak dan terus meningkat sampai puncaknya sebelum tahap berakhir. Pada umumnya, kondisi pada tahap ini merangsang para persaing untuk ikut memasuki pasar yang sama. Untuk menjangkau pelanggan yang semakin banyak, upaya distribusi harus diutamakan.

3)   Tahap Kedewasaan.

Dalam tahap kedewasaan, volume penjualan mulai melambat pertumbuhanya, kemudian berada dalam kondisi stabil, sebelum akhirnya menurun. Laba yang dihasilkan merosot tajam. Disebabkan oleh persaingan yang sudah ketat. Karena persaingan yang dominan, strategi harga menjadi perhatian utama.

Tahap Penurunan.
Kondisi produk pada tahap ini, semakin buruk, maksudnya : volume penjualannya sudah merosot tajam karena tidak disukai konsumen. Kondisi seperti ini, laba tidak dapat dibangkitkan, dan kerugian akan terus terjadi tajam. Dapat diatasi dengan mengutamakan upaya penurunan harga.


Pengelolaan bauran produk.

Bauran produk adalah : seluruh produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Kebanyakan perusahaan   adalah organisasi multi produk. Pengelolaan situasi ini, upaya perlu dilakukan diantara jenis – jenis produk, lini produk,  bauran produk. Jenis produk adalah : produk individual yang diidentifikasi secara terpisah dalam daftar harga. Contoh jenis – jenis produk : nasi goreng dengan rasa unik dan tempat yang unik. Lini produk merupakan : sekelompok produk yang dapat memuaskan segolongan kebutuhan tertentu. Mungkin, produk – produk itu digunakan bersama – sama, memiliki karakteristik fisik dan teknis yang umum, dijual kekelompk pelanggan yang sama, dijual melaui saluran distribusi  yang sama, dan memiliki harga yang sama. Komposisi di dalam lini produk bergantung pada bagaimana pemasar melihat pasar. Contoh satu lini produk : sabun, deterjen, sabun cair.

Untuk mendapat bauran produk yang terbaik, dapat ditempuh dengan : 1) menambah lini produk sambil mengurangi sebagian jenis produk,  2) menambah lini produk sambil menambah jenis produk,  3) tergantung pada kecocokan produk pasar, 4) tergantung pada kondisi persaingan di segman pasar yang ada.  


Mengembangkan produk baru.

Alasan pengembangkan produk baru :
1.    Adanya tekanan persaingan yang ketet
2.    Adanya peraturan baru
3.    Kelebihan kapasitas pabrik
4.    Ditempuhnya strategi diversifikasi untuk memasuli segmen pasar baru
5.    Pemanfaatan teknolgi baru
6.    Dilakukannya strategi peningkatan laba


Pengertian produk baru.

Produk baru adalah :  barang dan jasa yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang telah dipasarkan oleh sebuah perusahaan. Definisi tersebut dipandang sangat luas sehingga dapat menimbulkan pengertian – pengertian yang agak berbeda. Oleh karena itu perlulah kiranya diketahui beberapa kategori tentang produk baru :
1.  Produk yang betul – betul baru, tidak ada produk substitusinya. Misalnya : obat kanker. Dalam kriteria ini termasuk pula produk – produk yang penggantiannya sangat berbeda, misalnya tenaga nuklir menggantikan tenaga air dan diesel untuk listrik.
2.  Produk yang sama jenisnya, dengan model baru. Sebagai contoh : mobil model tahun yang akan datang.
3.  Produk tiruan yang baru bagi perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar. Misalnya : alat penyimpanan data yaitu flash disc yang sekaligus dapat memutarkan lagu.

Beberapa pengusaha percaya bahwa dalam jangka panjang terdapat korelasi positif antara pengenalan produk baru dengan meningkatnya penjualan total serta laba perusahaan. Hal ini tidak lepas dari persoalan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangkan produk termasuk biaya penelitiannya. Pengalaman – pengalaman ini telah dialami oleh perusahaan – perusahaan seperti procter and gamble, kodak, toyota astra, dan sebagainya.


Mengedalikan pengembangan produk.

Jika perusahaan sudah : mensegmentasikan pasar secara cermat, memilih kelompok pelanggan sasaran, mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, dan menentukan pemosisian pasar, maka perusahaan tersebut harus siap mengembangkan dan meluncurkan produk baru yang sesuai. Pengedalian pengembangan produk ini akan difokuskan pada proses atau tahap – tahap yang dilalui perusahaan.        


Tahap – tahap didalam daur  pengembangan produk baru.

Pengembangan produk ditujukkan sebagai proses berurutan yang didasarkan pada informasi tertentu dan terbatas. Tahap – tahap pengembangan produk ada lima, yaitu :

1.    Tahap pencarian dan penyaringan ide tentang produk baru.

Tahap penyaringan ini dilakukan setelah tahap pencarian dimanan berbagai macam ide tentang produk itu resedia. Tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari berbagai sumber. Ide berasal dari : manajer perusahaan, pesaing, para ahli termasuk, konsultan, penyalur, pelanggan dari lembaga lain. Tujuan utama proses penyaringan adalah untuk membuang ide produk baru yang tidak selaras dengan tujan. Prosedur penyaringan terdapat dua tahap, yaitu :
1.     Membuat pendapat secara cepat untuk melihat apa ide sesuai dengan rencana, keahlian teknis dan kemampuan finasial yang ada. Kesalahan – kesalahan yang perlu dihindari dalam proses penyaringan, yaitu : 1) kesalahan membuang, 2) kesalahan melakukan.
2.    Menentukan urutan ide yang lolos secara terperinci dengan mendasarkan pada faktor yang berkaitan dengan pengembangan produk.


2.  Tahap analisis bisnis.

Dalam tahap analisis bisnis dilakukan studi mendalam tentang kemampuan laba potensial dari ide produk baru. Tujuan analisis bisnis adalah : meninggalkan usaha yang tidak menguntungkan sebelum biaya pengembangan dan pengujian pasar dikeluarkan. Masing –masing ide perlu dianalisis dari segi bisnis untuk mengetahui seperapa ide dapat menghasilkan laba. Teknik yang digunakan untuk mengukur kemampuan laba dari proyek pengembangan produk, yaitu : 1) break even and payback period, yaitu : pendekatan ynag paling sederhana untuk menilai usulan produk baru. 2) return on invesment, yaitu : penilaian terhadapap produk baru dengan menyederhanakan pembandingan diantara proyek – proyek yang ada. 3) discounted rate of return yaitu : masalah pembandingan produk produk baru dengan investasi dan pendapatan yang berbeda dapat ditangani dengan menambah faktor discount atau bunga pada perhitungan roi-nya. Disini, investasi dan penghasilan yang akan datang disesuaikan dengan niai sekarang sehingga proyek – proyek dapat dinilai secara obyektif. 4) angka proyek dipakai dalam kriteria penilaian lainnya dan produk yang dipilih adalah produk yang mempunyai urutan yang paling atas.
 

3.    Tahap pengembangan.

Tujuan tahap pengembangan adalah : mengubah ide ide menjadi produk rill yang dapat memberikan manfaat kepada konsumen dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan. Dalam tahap pengembangan dan pengujian tercakup beberapa kegiatan, yaitu : 1) pengujian konsep, 2) penilaian laboratorium, 3) mengadakan tes kesukaan konsumen, 4) operasi pabrik percontohan.


4.    Tahap pengujian.

Tahap pengujian merupakan : kelanjutan dari tahap pengembangan. Yang termasuk dalam tahap pengujian, yaitu : 1) pengujian tentang konsep produk, 2) pengujian terhadap kesukaan konsumen, 3) penilaian laboratoris, 4) tes penggunaan, 5) operasi pabrik percontohan. Tahap pengembangan produk yang dirancang untuk : mengukur reaksi konsumen terhadap produk baru dan dukungan konsumen terhadap program pemasaran perusahaan di daerah pasar tertentu.


5.     Tahap komersialisasi.

Tahap komersialisasi, semua faslitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasitas produksi maupun pemasaran. Semua kegiatan harus dikoordinasi dengan baik. Tujuan tahap komersialisasi, yaitu :
1.    Mencari penyalur yang bersedia menyalurkan, serta memerlihara sejumlah persedian dari produk.
2.     Membujuk konsumen akhir untuk bersedia membeli produk.


Pentingnya penentuan waktu.

Berhasil atau gagalnya produk baru tergantung pada masalah kapan produk itu diperkenalkan. Kesalahan dapat terjadi apabila terlambat memperkenalkan produk baru, sedangkan peasing sudah mendominasi pasar. Contoh : produk dari perusahaan A, mula pada waktu nol dangan pengeluaran untuk riset dan pengembangan.  Produk itu mulai menghasilkan laba segera sesudah perkenalan dan laba positif. Investasi permulaan A baru dapat ditutup kembali setelah dua tahun. Sedangkan produk dari perusahaan B pada tahun ketujuh dan memerlukan waktu kira – kira selama dua tahun lebih, untuk mencapai break even.  Produk terakhir, yaitu : produk dari perusahaan C, mulai memasuki pasar pada tahun kesepuluh dan memerlukan waktu selama hampir tiga tahun, untuk investasi.



Penerapan network diagram pada perkenalan produk baru.

Network diagram sangat penting dalam pengembangan produk baru, yang mempunyai keuntungan, yaitu sebagai berikut :
1.    Mengetahui jangka waktu kritis dalam proses pengembangan produk baru, sehingga kegiatan dipusatkan pada jangka waktu tertentu.  
2.    Dengan batuan komputer, dapat menilai ribuan kombinasi kegiatan secara efisien.
3.    Wewenang dan tanggungjawab khusus untuk kegiatan khusus dapat ditentukaan dengan cepat.
4.    Manajer dapat menentukan jadwal untuk kegiatan selanjutnya secara lebih tepat. Contoh : kegiatan distribusi dan periklanan.   
5.    Hambatan yang sekiranya terjadi dalam proses pengembangan produk baru dapat diketahui lebih awal.
6.     Kegiatan – kegiatan pengembangan produk baru, dapat dikoordinasikan dengan baik.
7.    Manajer dapat membandingkan hasil senyata dengan hasil yang diperkirakan.
8.    Dapat meringankan biaya karena sumber – sumber yang dapat manfaatkan.

Keuntungan tersebut dapat diterapkan network diagram dalam pengembangan produk baru. Hal ini ditujukan untuk mengoordinasikan kegiatan – kegiatan dalam tahap komersialisasi secara optimal. Dalam tahap komersialisasi, penetuan waktu merupakan : masalah yang penting.  Pentingnya masalah tersebut disebakan karena goodwill dan penjualan dapat hilang, jika produk baru itu gagal mencapai pasar pada waktunya.


Anggaran dan jadwal.

 Kegiatan – kegiatan harus diselesaikan sebelum produk dipasarkan.  Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sejak dari pemilihan strategi produk baru sampai pada penilaian kembali produk yang sesudah diperkenalkan.



II. Ringkasan pada modul lima, yaitu :


Strategi  daur hidup produk.

Peranan Daur Hidup Produk dan Strategi Pemasaran.
Konsep daur hidup produk mempunyai peranan penting dalam penentuan strategi pemasaran, yaitu membantu manajer pemasaran dalam :
1.    Mengidentifikasi pentingnya tren penjualan.
2.    Memperkirakan sifat : persaingan, biaya, dan peluang pasar yang terus berubah.

Tahap daur hidup produk, terdiri dari :
1.    Tahap perkenalan
2.    Tahap pertumbuhan
3.    Tahap kedewasaan
4.    Tahap penurunan


Pengertian daur hidup produk.

Menurut mcdaniel et al, 1997, p. 322, daur hidup produk adalah : metafora atau kiasan biologis yang menelusuri tahap – tahap peneriman sebuah produk sejak perkenalannya sampai penurunannya.

Menurut solomon et al, 2008, p. 281, daur hidup produk adalah : konsep yang menjelaskan bagaimana produk produk mengalami empat tahap berbeda dari lahir sampai mati : perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.

Strategi pemasaran berkaitan dengan daur hidup produk, selalu memfokuskan pada : komponen bauran pemasaran menurut tahap daur hidup produk yang sedang dialami produk bersangkutan. Meningkatnya penjualan setelah memasuki tahap pertumbuhan, titik berat beralih ke usaha untuk membuka saluran distribusi baru, maksudnya ketersedian produk di pasaran diutamakan. Tahap kedewasaan, persaingan menjadi ketet dan pemasar perlu menekankan pada aspek harga, dan promosi yang bisa menarik perhatian pembeli. Setelah produk produk berada dalam tahap penurunan dan kemunduran perlu dideain ulang dan ditekan pada ongkos, sehingga tetap dapat memberikan kontribusi pada perusahaan.

Panjangnya daur hidup produk yang berbeda beda tidak selalu sama dengan jenis produknya. Barang seperti : pakaian, biasanya mempunyai daur hidup yang pendek daripada makanan dan peralatan. Panjangnya waktu masing – masing tergantung pada dua faktor, yaitu : 1) tingkat adopsi atau penerimaan pembeli, 2) jumlah pesaing baru. Strategi yang ditempuh untuk mempertahankan pasar produk, yaitu dengan : 1) promosi yang agresif, 2) menciptakan penggunaan baru, 3) mencari pemakai baru produk.


Keluaran dan taktik pemasaran dalam tahap daur hidup produk.

No.
Keluaran
Perkenalan
Pertumbuhan
Kedewasaan
Penurunan
1.       
Penjualan :
Rendah
Pertumbuhan cepat
Pertumbuhan lambat
Menurun
2.       
Laba :
Diabaikan
Positf ke datar
Datar ke menurun
Rendah atau nol
3.       
Aru kas :
Negatif
Moderat
Tinggi
Rendah
4.       
Pelanggan :
Inovatif
Pasar massal
Pasar massal
Laggards
5.       
Pesaing :
Sedikit
Tumbuh
Banyak rival
Berkurang

No.
Taktik
Perkenalan
Pertumbuhan
Kedewasaan
Penurunan
1.       
Fokus strategis :
Pasar yang diperluas
Penetrasi pasar
Pertahankan Pangsa
Produktivitas
2.       
Pengeluaran :
Tinggi
Tinggi (% menurun)
Turun
Rendah
3.       
Titik berat :
Kesadaran produk
Kesukaan merek
Loyalitas merek
Selektif
4.       
Distribusi :
Tidak lengkap
Intensif
Intensif
Selektif
5.       
Harga :
Tinggi
Terendah
Terendah
Awal
6.       
Produk :
Dasar
Terbedakan
Terbedakan
Disesuaikan
           


1.    Strategi dalam tahap perkenalan.
Tahap perkenalan dimana produk baru pertama kali dibuat dan diperkenalkan ke pasar, ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang lambat. Dalam tahap perkenalan, relatif hanya terdapat beberapa perusahaan yang menjual produk baru. Merekan cenderung membatasi jenis produk, karena pasar dianggap belum siap untuk menerima perbaruan produk. Perusahaan mengarahkan upaya penjualan kepad pembeli yang siap membeli. Harga cenderung tinggi.
Penjualan yang dihasilkan sering dipakai untuk mengestimasi bentuk kurva pendapatan selama daur produk.  Dua faktor penting dalam anilisis ini, yaitu 1) jumlah orang yang mula – mula membeli produk, 2) jumlah orang yang membeli kembali.


Rasio penetrasi dan pembelian ulang.
Salah satu yang praktis untuk meramalkan keberhasilan produk baru adalah dengan rasio penetrasi dan pembelian ulang. Penetrasi menunjukkan proporsi pembeli yang mencoba suatu produk. Sedangkan  rasio pembelian ulang menunjukkan persentase pembeli pertama yang membeli kembali dalam periode waktu tertantu. Kedua rasio penetrasi dan rasio pembelian ulang dapat diestimasi dari tingkat penjualannya dan dipakai untuk meramalkan pangsa pasar merek tertentu dalam jangka panjang.

Megestimasikan rasio penetrasi dan penjualan ulang.
Estimasi  penjualan untuk produk baru perlu ditetukan.  Ramalan pangsa merek untuk produk baru dapat diperoleh dengan cara mengalihkan estimasi rasio penetrasi akhir dengan estimasi tingkat pembelian ulang jangka panjang. Rasio penetrasi itu menggambarkan : pangsa pasar maksimun dari kelompok – kelompok pembeli yang dapat dipengaruhi untuk mencoba produk tersebut. Sedangkan tingkat pengulang atau pembelian ulang itu memperlihatkan proporsi pembeli yang mencoba suatu produk. Sedangkan  rasio pembelian ulang menunjukkan jumlah pembeli yang dapat dipertahankan dalam waktu lama.

Strategi pemasaran tahap perkenalan.
Pemasar yang meluncurkan produk baru ke pasaran perlu mempertimbangkan strategi pemasaran yang sesuai dengan paroduk bersangkutan. Untuk memasarkan produk baru manajer pemasaran harus mempertimbangkan variabel – variabel bauran pemasarannya, seperti : promosi, harga, distribusi, karakteristik produk dan kualitas produk. Variabel – variabel tersebut disusun pada tingkatan yang tinggi atau tingkatan yang rendah. Dengan mendasarkan pada variabel harga, dan promosi, terdapat empat macam strategi yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1.    Strategi profil tinggi, yaitu : strategi pemasaran yang menetapkan harga tinggi dan promosi tinggi. Harga tinggi, yaitu : memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin. Sedangkan  promosi tinggi, yaitu : promosi yang agresif dengan biaya yang besar untuk memperbesar penetrasi ke pasar.

2.    Strategi penetrasi mendahului. Dalam strategi penetrasi preemtif harga yang dikenakan rendah, tapi tingkat promosinya tinggi.  Ini merupakan cara yang cepat untuk menerobos pasar dan untuk memperoleh pangsa pasar yang besar.

3.    Strategi penetrasi selektif, yaitu : kombinasi antara penetapan harga yang tinggi dan  tingkat aktivitas promosi yang rendah. Perusahaan mengenakan harga yang tinggi karena   untuk memperoleh laba kotor per unit sebesar mungkin. Sedangkan  promosi tingkat yang rendah dimaksudkan untuk menekan biaya.

4.    Strategi profil rendah, yaitu : strategi pemasaran yang menitikberatkan pada penerapan  harga yang rendah dan tingkat aktivitas promosi yang rendah. Perusahaan mengenakan harga yang rendah dengan tujuan untuk mendorong agar pasarnya (masyarakat) cepat menerima dan membeli produk bersangkutan. Perusahaan mengenakan tingkat promosi yang rendah berusaha menekan biaya – biaya, sehingga diharapkan memperoleh laba bersih yang besar. Strategi profil rendah ini dapat dilakukan apabila : 1) pasarnya luas, 2)  pasarnya sudah mempunyai kesadaran yang tinggi pada produk bersangkutan, 3) pasarnya peka terhadap harga, 4) perusahaan menghadapi pesaing – pesaing potensial.

2.    Tahap pertumbuhan.

Tahap pertumbuhan ditandai dengan : 1) adanya pesaing – pesaing baru yang mulai memasuki pasar, 2) perusahaan mulai mengadakan perbaikan – perbaikan terhadap produk atau menambah kelengkapan produk yang ada, 3) harga produk yang bersangkutan cenderung tetap, namun bisa saja harga produk turun disebabkan adanya persaingan, 4) kegiatan promosi diturunkan, terutama periklanan.  Akan tetapi kalau munculnya pesaing – pesaing baru maka kegiatan promosi ditingkatkan, 5) penjualan segera meningkat dan dapat menaikkan laba. 


Strategi pemasaran tahap pertumbuhan.

Perusahaan berusaha mempertahankan pertumbuhan yang cepat. Hal ini dapat dicapai dengan : 
1.    Meningkatkan kualitas produk dan menambah variansi model dan fitur produk lainnya.
2.    Mencari segmen pasar yang baru.
3.    Selalu mencari saluran distribusi yang baru agar saluran distribusi baru pasarnya akan semakin luas.
4.    Mengadakan periklanan dengan tujuan menyakinkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan adalah yang terbaik.  

Keputusan kapan harga itu diturukan dimungkinkan dibuat dalam tahap pertumbuhan, dengan tujuan untuk menarik pembeli ynag peka terhadap harga.


3.    Tahap kedewasaan.
Tahap kedewasaan dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.    Tahap kedewasaan yang meningkat, yaitu : penjualan total meningkat dengan lambat. Kelambatan ini disebabkan : sebagian permintaan yang berasal dari pelanggan, sedangkan pembeli baru yang datang membeli sedikit.   

2.    Tahap kedewasaan yang stabil, yaitu : jumlah penjualannya sudah tidak meningkat lagi, tapi masih dalam kondisi konstan.  Ini disebabkan : seluruh permintaan yang berasal dari pelanggan, jadi sudah tidak ada pembeli baru yang datang membeli.

3.    Tahap  kedewasaan yang menurun, yaitu : tingkat penjualan secara absolut mulai menurun. Ini disebabkan : beberapa pelanggan sudah mulai meninggalkan produk itu, dan membeli produk pesaing, termasuk produk penganti. Jadi, sebagian pelanggan sudah tidak berminat pada produk tersebut.

 Strategi pemasaran tahap kedewasaan.
Strategi pemasaran dilakukan dalam tiga tahap kedewasaan ini, digolongkan tiga macam strategi, yaitu : 
1.    Modifikasi pasar, yaitu : perusahanaan berusaha menemukan pembeli baru lagi. Yang dapat dilakukan perusahanaan, yaitu :  1) mencari pembeli dan segmen baru yang belum pernah mencoba produknya, 2) menaikkan penggunaan diantara penggan, 3) memperbaiki kembali posisi merek untuk mencapai penjulan yang besar.

2.    Modifikasi produk. Strategi modifikasi produk dilakukan dengan : 1) perbaikan kualitas dapat membantu dalam meningkatkan fungsi produk tersebut, 2) perbaikan fitur agar dapat meningkatkan keamanan dan kepraktisan suatu produk, 3) perbaikan corak dengan mengutamakan keindahan.

3.    Modifikasi bauran pemasaran yang dapat dilakukan dengan :  1) menurunkan harga untuk menarik segmen – segmen baru, 2) mengadakan periklan yang lebih menarik, 3) mengalihkan jalur distribusi ke saluran distribusi yang lebih menguntungkan yang lebih besar.  


4. Tahap kemunduran.

Tahap kemunduran ditentukan oleh faktor : 1) perubahan selera konsumen, 2) perubahan kegiatan pesaing, 3) kebijaan meninggalkan produk.

Strategi pemasaran tahap kemunduran.

Strategi pemasaran tahap kemunduran dapat dilakukan dengan cara :

1.    Mencari produk yang lemah, dengan langkah – langkah, yaitu sebagai berikut :
1.    Membentuk dan menunjuk tim untuk mengembangkan sebuah sistem pemeriksaan produk yang lemah.  
2.    Tim itu mengadakan rapat untuk menentukan tujuan dan prosedur  pemeriksaan yang terkait dengan produk itu.
3.    Bagian keuangan menyusun informasi tentang masing – masing produk  selama  beberapa tahun
4.    Informasi tersebut dianalisis, dengam menggunakan program komputer untuk menentukan produk yang paling meragukan.
5.    Produk – produk yang paling meragukan, setelah didaftarkan, kemudian dilaporkan kepada manajer yang berkepentingan, seperti manajer produk yang menentukan urut produk dengan tingkat keraguan.
6.    Tim audit produk meneliti daftar urutan produk, kemudian memberi saran, yaitu : 1) membiarkan seperti adanya, 2) modifikasi strategi pemasarannya, 3) meninggalkannya.


2.    Membangkitkan lagi produk.

Membangkitkan lagi produk, dengan cara :
1.    Meningkatkan upaya pada variabel bauran pemasaran yang dimanfaatkan untuk menghasilkan laba.  
2.    Mengalihkan produk ke segmen pasar yang baru.
3.    Menemukan dan mempromosikan penggnakan baru produk kepada pembeli yany ada.


3.    Meninggalkan produk.

Strategi yang dapat dilakukan untuk meninggalkan produk dari lini produknya, yaitu sebagai berikut :
1.     Membiarkan saja dan menunggu sampai tidak ada pembeli.
2.    Menjual produk kepada perusahaan lain dengan cara lisensi.                                                                                                                                                                                                                                                             

Daftar Pustaka :

Dharmmesta, Basu Swastha. 2014. Manajemen Pemasaran. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar